Rupanya, urusan ngambek karena tidak mau punya adik itu berlanjut hingga berhari-hari kemudian. Dan aksi ngambeknya itu semakin parah karena Riry bahkan tidak mau menyapa Nina sama sekali. “Mas, Riry kenapa, ya?” keluh Nina setelah melepas putrinya berangkat sekolah. “Sabar, ya? Aku nggak tahu apa yang dia dengar di sekolah atau di tempat lesnya, tapi aku bakal coba bicara terus sama dia.” Ryan mengusap punggung istrinya lembut. “Ini… ini sudah berapa hari sejak dia nggak mau ngomong sama aku?” Setetes air mata jatuh membasahi pipinya yang bersih. “Padahal aku belum hamil, tapi… tapi kenapa dia udah nggak mau ngomong sama aku, Mas?” Melihat istrinya menangis, Ryan langsung memeluk Nina. “Hei, tenang, ya? Kenapa sampe nangis?” “Nggak tahu, aku sedih banget.” Nina mulai terisak di d**a