Ryan terduduk di tepi trotoar. Wajahnya yang pias itu berkeringat deras. Selain karena gelisah yang semakin pekat juga karena matahari yang terasa begitu terik. “Mas, apa kita perlu lapor polisi?” Nina bertanya dengan nafas terengah. Sudah satu jam mereka mencari keberadaan Riry, tapi tak juga ditemukan. Ryan menggigit bibir, kegelisahan menggelayut semakin pekat. “Iya, kita harus lapor polisi,” ucapnya mantap. Namun baru saja ia hendak beranjak dan menelpon polisi, tiba-tiba Nina memekik nyaring. “Itu Riry kan, Mas?” Ryan langsung menoleh ke arah mata Nina memandang. Benar saja, di sana, berjarak sekitar lima puluh meter dari tempat mereka duduk, gadis mungil itu berjalan menyusuri trotoar sambil menunduk menghalau silau. “Riry!” Ryan dan Nina memekik bersamaan, berlari menghampiri