“Baru pulang?” sambut Ryan saat pintu apartemennya terbuka. Nina masuk dengan wajah lesu. “Iya.” Bahkan suaranya juga terdengar lemah. “Kamu udah makan?” “Sudah. Kamu? Kalau mau makan mau aku panasin lauknya?” Nina menggeleng. “Udah makan tadi di kantor agensi. Aku capek banget, Mas, pengen mandi terus tidur,” keluhnya sambil terus berjalan menuju kamar. “Ya sudah sana mandi,” ucap Ryan sambil mengusap lembut punggung istrinya. Pantas saja Nina lelah. Ia berangkat pukul sembilan pagi tadi dan baru pulang pukul sembilan malam. “Riry udah tidur?” tanya Nina saat melihat kamar Riry sudah tertutup rapat dan tak ada tanda-tanda keberadaan gadis mungil itu di ruangan lain. “Iya. Baru aja.” “Ya udah deh, aku mandi dulu, ya?” Ryan mengangguk, membiarkan istrinya mandi terlebih dahulu. Sem