“Lo kenal dia dari mana, Evan?” desis Nina saat Evan tiba di hadapannya. Sherly, wanita yang tadi turun dari mobil tepat setelah Evan turun itu duduk di pojokan. Ia memesan minuman dan kudapan, menikmati pesanannya dengan tenang. “Apa sih, mau tahu banget?” cetus Evan tak acuh. “Gue serius, Evan. Lo kenal dia setelah acara ultah perusahaan papa gue itu? Terus kalian sekarang deket?” todong Nina dengan mata melotot. “Kalem dong, Nin. Kenapa lo kayak mau makan orang gitu sih? Apa salahnya kalau gue deket sama kakak lo?” “Kakak gue? Gue nggak sudi nganggep dia kakak gue, Evan!” “Ya terserah lo yang penting dia sekarang anak om Donny kan?” Evan mengedikkan bahu tak peduli. “Lo jangan deket-deket sama dia, Evan! Dia itu licik, jahat!” Evan memutar bola matanya jengah. “Udah ah nggak usa