Setelah menenangkan diri beberapa saat, akhirnya tangis Nina berhenti. Ia pun bisa menceritakan dengan lebih baik kejadian di rumah Donny yang tadi ia alami. Seketika wajah Larissa mengeras, kedua tangannya terkepal kuat. “Nggak ada yang boleh menyakiti anak cantik Mama,” desisnya marah. “Makanya, tinggalkan papa, Ma. Papa nggak pantes dapetin Mama.” Nina mengulangi kalimatnya. Larissa menghela nafas pelan. Ia menatap dua besannya yang sejak tadi ikut menyimak cerita putrinya. “Mama tidak pernah berencana bercerai dari papamu, tapi Mama akan memberikan papamu pelajaran,” ucapnya mantap. “Eh? Apa emang?” Ryan sudah bergabung di ruang tamu. Ia duduk di sebelah Nina, menatap kedua orang tuanya. “Papa sama Mama kenapa ada di sini?” tanyanya lagi. Surya dan Ayu saling pandang sejenak. “Pa