Masih ada waktu beberapa hari sebelum keberangkatan Nina ke Bandung bersama Asha dan Brian. Di antara jeda waktu itu, rupanya sidang kasus yang melibatkan papanya digelar. “Mama yakin mau datang?” tanya Nina memastikan. “Iya, Nak. Mama ingin melihat langsung jalannya persidangan.” “Mama betulan sudah sehat?” Larissa tersenyum. “Sudah. Bahkan dari kemarin lusa Mama sudah mulai kerja kok.” “Ma, jangan memaksakan diri. Nina takut vertigo Mama kambuh lagi.” Larissa mengusap puncak kepala putrinya lembut. “Tenang aja, ya? Mama udah sehat kok. Lagian ini datang ke sidang doang, bukan pekerjaan berat.” “Memang nggak berat, tapi kan bisa bikin Mama kepikiran banget. Gimana kalau sidangnya nggak berjalan sesuai yang Mama inginkan?” “Memangnya Mama ingin apa?” “Eh? Bukannya Mama ingin kasus