Keesokan harinya, akhirnya Nina sudah bisa duduk di atas kasur dengan lebih baik daripada beberapa jam setelah operasi kemarin. “Mas, anakku mana?” rengeknya sejak beberapa menit lalu. Ryan tertawa pelan. “Masih nanya itu? Anak kita di NICU, Sayang.” Ia membelai rambut Nina lembut. “Belum bisa dibawa ke sini karena kondisinya belum stabil. Sabar, ya?” Nina mengerucutkan bibirnya dan memasang wajah mengiba. “Tapi aku pengen ketemu mereka.” “Iya, habis ini aku anter ketemu mereka. Kamu sarapan dulu, oke?” “Nggak selera makan.” Nina masih merengek. Entah kenapa hari ini ia manja sekali. “Kalau nggak makan aku nggak mau anterin kamu ketemu anak-anak,” ancam Ryan tegas. “Hah? Kok gitu?” “Karena kamu harus makan, Nina, biar cepet pulih.” “Ya udah deh, tapi suapin, ya?” pinta Nina masih