“Gimana kata kakakmu?” Sherly bertanya penasaran saat Evan tiba dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Evan mendengus. “Malah aku yang dimarahi, males banget,” keluhnya. “Eh? Dimarahi kenapa?” Sherly duduk di sebelah sang kekasih, semakin penasaran. “Kak Ryan nggak percaya sama ceritaku, katanya aku cuma menjelek-jelekkan istrinya aja.” “Dia bilang begitu?” Sherly sedikit terbelalak. Ia tak menyangka bahwa Ryan mempercayai Nina sebesar itu. Atau… bisa jadi Ryan hanya denial? Menolak kenyataan? Entahlah. Evan mengangguk mantap. “Lagian kenapa sih kamu nggak kirim aja bukti foto mereka? Kamu bilang kamu punya beberapa?” Sherly tersenyum. “Belum saatnya, Evan. Kadang satu-dua bukti bisa dibantah, tapi kalau banyak bakal sulit dibantah. Jadi sekarang aku coba kumpulin dulu. Aku cuma kasihan