bc

Pecandu Cinta Pertama

book_age16+
362
FOLLOW
3.3K
READ
fated
confident
dare to love and hate
drama
bxg
bxb
ambitious
first love
sassy
Neglected
like
intro-logo
Blurb

Mencintai Ilham sangatlah gampang. Seperti Alin, ia bahkan sudah menyukai dan mencintai Ilham sejak usianya belum menginjak masa pubertas. Tapi ia sudah merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta pada seorang lelaki. Alin bertekad mendekati Ilham sampai pria itu menjadi suaminya, itu adalah satu dari semua angan-angan Alin. Walau berkali-kali mendapat tolakan secara tidak langsung dari Ilham, ia tetap berusaha untuk memiliki Ilham.

Disaat Alin berada di titik terendah, pria yang Alin yakini lebih sulit untuk didapatkan cintanya justru datang pada Alin. Dia bukan pria yang spesial dihati Alin, namun mampu membuat Alin jatuh cinta bertubi-tubi. Mungkin ini yang dinamakan doa orang teraniaya pasti akan cepat terkabul.

Dan satu yang ingin Alin klarifikasikan, bahwa bukan Ilham yang benar-benar menjadi cahaya dalam hidupnya, melainkan pria lain yang awalnya ia benci.

chap-preview
Free preview
Prolog
"Nggak! Pokoknya Aiden harus jemput aku didepan gerbang komplek! Kalo nggak, aku obrak-abrik Playstation dia!" Seorang gadis dengan tangan kiri menyeret koper dan bahu mengangkut ransel itu berbicara dengan seseorang dibalik telepon. Ekspresi marahnya sangat kentara. Bahkan kedua telinganya kini sudah memerah padam. "Maa.. ini Alin capek banget loh! Dari Jogja ke Jakarta, belum lagi nunggu taksi eh giliran udah mau nyampe malah diberhentikan depan komplek! Kan kesel, Maaa! Ish!" mulutnya terus saja berbicara pada seseorang diseberang sana. Alin, gadis itu sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya sambil terus memohon pada sang Mama agar beliau menyuruh Aiden untuk menjemputnya. "Oke, aku tunggu disini. Kalau dia nggak datang, aku bakar kamarnya!" putusnya setelah Mamanya mau menyuruh Aiden untuk menjemput. Baiklah, sekarang Alin sudah bisa bernapas lega. Masih terus berjalan, sesekali kepalanya celingukan mencari-cari seseorang. Hingga ketika sebuah mobil melewatinya dengan meninggalkan jejak pada celana dan baju yang dikenakannya. Mobil itu melewati genangan air yang membuat semua pakaian Alin ternodai. "Hei, berhenti lo!" teriaknya, walau tahu mobil tersebut memang sudah berhenti sebelum Alin menyuruhnya. "Kalo nggak bisa bawa mobil, nggak usah sok-sokkan bawa mobil! Men—." Makiannya terhenti kala melihat sosok lelaki keluar dari mobil tersebut. Aiden. Ternyata adiknya. "Aiden? Loh, kamu pake mobil siapa? Ayah beli mobil lagi, ya? Tapi kok, kayak kenal mobil ini," tanya Alin sembari berpikir. Ia seperti tidak asing dengan mobil ini. Tapi lupa siapa pemiliknya. Aiden berdiri didepan kakaknya. "Udah masuk aja jangan banyak omong. Sini kopernya." Manyun, Alin menyerahkan koper pada Aiden untuk diletakkan di bagasi mobil. Sedang ia berjalan dengan menghentakkan kaki menuju tempat duduk penumpang sebelah kemudi. Namun, baru membuka pintu mobil beberapa detik dan hendak masuk. Alin kembali menutup keras pintu mobil tersebut. Ia menghampiri sang adik dan menggebrak bahu Aiden keras-keras. "Kok ada Mas Ilham sih di dalam?" "Ya wajar dong, ini kan mobilnya Bang Ilham?" Sialan! Pantas saja ia seperti tidak asing lagi dengan body mobil ini. Ternyata milik Ilham. "Emang di rumah nggak ada mobil nganggur? Motor kek atau sepeda kek gitu." "Tadi pas mau ngeluarin mobil, aku lihat Bang Ilham mau pergi. Aku tanya katanya mau ke konter, jadi sekalian aja minta tolong jemput Mbak depan komplek," jelas Aiden. Kini Alin hanya bisa menghela napas lelah. Ia menjatuhkan kepalanya pada mobil Ilham sambil mulutnya tak henti memaki Aiden. Resiko punya adik bodoh ya seperti ini, memang. Begitu pikir Alin. Tin. Bak suara petir, Alin segera menjauhkan kepalanya dari mobil. Sungguh, ia sangat terkejut. "Udah yuk masuk aja, kasian Bang Ilham udah nungguin lama, elah," ajak Aiden mendahului kakaknya. Alin akhirnya ikut masuk. Untung saja Aiden duduk di kursi depan. Ditengah perjalanan, sesekali Alin mencuri-curi pandang pada sosok yang sudah lama tak Alin sapa itu. Dia masih sama seperti dulu. Cuek, pendiam dan tidak peka. Tapi Alin tetap cinta. Karena memang, Ilham adalah cinta pandangan pertamanya, cinta matinya, cinta gilanya dan cinta sejatinya. Dan bagi Alin, Ilham itu ibarat cahaya. Dia adalah cahaya yang selalu menyinari dengan segala kecuekannya. Cahaya yang selalu ada disaat Alin membutuhkannya. Cahaya yang selalu membuatnya bahagia ketika bertemu. Maka dari itu, Alin menyebut Ilham adalah 'Your My Light'. Apapun itu, dengan segala kekurangan dan kelebihan Ilham, lelaki itu tetap akan selalu menjadi cahayanya. Tapi entahlah bagi Ilham. Selama ini Ilham hanya menganggapnya sebagai tetangga dekat saja. Malang memang nasibnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Love Match (Indonesia)

read
173.0K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.6K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

Pesona Mantan Istri Presdir

read
14.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.4K
bc

KUBELI KESOMBONGAN IPARKU

read
45.8K
bc

Pengganti

read
301.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook