Zayda mengikuti langkah Kalvin dengan wajah kesal, ditambah lagi dia harus membawa kertas tugas para mahasiswa yang lumayan merepotkan. "Masuk!" perintah Kalvin seraya membukakan pintu ruangannya. Zayda menghentak langkah memasuki ruangan, diletakkannya kertas-kertas itu di atas meja dengan kesal. Kalvin yang menutup pintu menahan senyum melihat wajah kesal kekasihnya itu. "Marah, ya!" ujarnya menahan tawa. Zayda ternganga, sikap Kalvin bak berubah 180 derajat. Dia pun semakin kesal dan malah hampir menangis saking kesalnya. "Enggak lucu!" tukasnya seraya memalingkan wajahnya dari pandangan Kalvin. Ketika Zayda hendak mengusap air matanya yang hampir jatuh, tangan Kalvin menahannya dan menggantikannya. Tangan lelaki itu mengusap wajahnya dengan lembut dan penuh sayang. "Maaf membua