6. Kisah Sang Bucin 3

1230 Words
Hari itu adalah h-2 kepergian Oki ke Jakarta. Sebentar lagi tanggal pendaftaran ulang di kampus beserta persiapan ospek dimulai. Oleh sebab itu Oki harus kembali ke Jakarta mengurusnya. Dan tibalah saat ia harus mengucapkan sampai jumpa kepada sang pacar dan selamat datang kepada LDR. Pada hari-H Ayushita tidak bisa mengantar Oki ke bandara, jadilah di malam ini Oki berada di rumah gadis itu untuk melakukan perpisahan. "Kamu baik-baik ya di sana, kalau udah masuk kuliah harus rajin. Nggak boleh bolos-bolos." Ayushita mengusap rambut Oki yang sedang merebahkan kepala di atas pahanya. Alasan lain kenapa Oki sebegitu cintanya dengan Ayushita, gadis itu bisa memanjakan Oki. "Tapi nanti aku kangen..." Oki mulai mengeluarkan sikap manjanya. "Kan ada video call? Ada telfon sama chat. Kita tuh nggak tinggal di zaman batu, Oki, kamu tenang aja." Ayushita seperti biasa bersikap dewasa. Pembawaan gadis itu memang selalu dewasa, tenang dan feminim. Pokoknya adem deh bawaannya. "Satu semester loh... hampir enam bulan!" Oki mulai lagi mengeluh. Ampun deh bayi satu ini. Andai abang-abangnya di bangtan tau, dia sudah habis jadi bahan celaan pasti. Ayushita mencubit pipi Oki, gemas. "Kamu nih, belum juga mulai udah ngeluh aja. Semangat, biar cepet lulus terus balik ke sini-" "Terus nikahin kamu, ya?" Potong Oki yang hanya dibalas tawa kecil dari Ayushita. Selalu dan selalu begitu. Mungkin bagi Ayushita, ucapan Oki hanya omong kosong belaka. Mereka pacaran juga baru dua bulan, apalagi Oki kuliah saja belum mulai. Tapi Ayushita hanya tidak tau, ketika Oki serius, dia akan betul-betul memperjuangkannya. "Udah malem, kamu nggak mau pulang? Nanti dicariin ibu." "Nggak ah, kan besok kita juga gabisa ketemu? Terus besoknya aku udah balik ke Jakarta kok kamu tega?" Dasar Oki. Badan saja yang besar tapi kelakuan dan tampangnya seperti anak-anak. Ayushita kan jadi gemas! Dipeluknya Oki. Di saat seperti inilah Ayushita menyadari meskipun usia Oki lebih muda darinya dan berbagai sikapnya yang kekanakan, Oki tetap laki-laki. Tubuhnya bidang dan kokoh, dibina sedikit saja pasti akan berubah jadi kekar. "I'll miss you, Oki!" Oki berdesir. Selalu dan selalu. "Me too." Lalu ia melepas pelukan Ayushita dan menatap gadis itu dengan intens. "Cium..." bisiknya pada Ayushita. Ayushita terbelalak, hanya sebentar sebelum ia melayangkan kecupan cepat di pipi kiri Oki. "Udah." Oki mendengus. "Bukan itu, cium ini maksudnya." Oki menunjuk bibirnya sendiri. Ayushita hanya tertawa sebagai respon dan gantinya dia malah mengacak rambut Oki seperti ke anak kecil. "Okinya aku udah gede ya ngerti cium-cium!" ucapnya bergurau. Selalu seperti itu setiap Oki meminta gadis itu untuk menciumnya. Terkadang, Oki sadar Ayushita tidak membalas cintanya sama besar seperti yang sudah ia berikan. Tetapi Oki tidak masalah, toh cinta bisa datang karena terbiasa. Tetapi terkadang Oki juga sedikit kecewa karena Ayushita menganggapnya seperti anak-anak. Padahal mereka hanya terpaut usia empat tahun. Bukan jarak yang terlalu besar kok. Merasa sedikit harga dirinya diinjak, Oki langsung menarik tengkuk gadis itu dan melayangkan kecupan di bibir ranum berwarna pink milik Ayushita. Kalau Oki mau, dia bisa, itu prinsipnya. Ayushita mengejang sesaat di dalam rengkuhan Oki, hanya sebentar sebelum akhirnya tubuhnya rileks dan tangannya melingkar di leher Oki. Dan malam itu, Oki mendapatkan ciuman pertamanya.   Kisah manis Oki dan Ayushita tidak bertahan lama. Memasuki bulan ke enam hubungan, mereka mulai sering bertengkar karena kecemburuan akibat jarak yang terbentang. "Kamu kan lagi kuliah, Oki! Kalau ada kamu di sini juga aku nggak akan minta temenin Denis. Lagian aku sama Denis tuh nggak ada apa-apa! Kita pergi bareng karena sama-sama diundang!" Ayushita tidak seperti biasanya. Ia berteriak kali ini, emosi menguasainya. Kelelahan akibat pekerjaan terakumulasi dengan emosinya karena tekanan dari pacar brondongnya yang cemburu buta. "Ya tapi kan kamu tau kalau dia suka sama kamu! Kamu sengaja mau ngasih harapan sama dia? Kamu nggak bilang ya kalau kamu punya pacar?" Oki balas teriak tidak mau kalah. "Kamu malu kan kalau ketahuan pacaran sama anak kuliahan kayak aku? Iya, kan?" "OKI!" jerit Ayushita tidak tahan. Gadis itu sudah mencoba bersabar tetapi sayangnya hari ini kesabarannya habis sudah. "Kenapa sih kalau kita berantem kamu selalu bilang aku malu sama kamu? Aku nggak malu! Enggak! Kenapa sih kamu selalu insecure begini?" "Karena kamu nggak pernah nunjukkin kalau kita pacaran. Liat sosmed kamu, nggak ada foto sama aku! Status kamu, display picture kamu pun nggak pernah nunjukkin kalau kamu punya pacar! Kamu sengaja ya biar dianggap masih single sama cowok-cowok di tempat kerja kamu? Iya kan? Seneng biar banyak yang naksir kamu dan deketin kamu? Seneng biar bisa ada yang kamu manfaatin saat aku nggak ada?" "I'm done! Kita putus." Panggilan pun terputus sebelum Oki sadar apa yang baru saja ia katakan. Oki melempar ponselnya sambil mengusap wajah. frustasi. Padahal minggu ini adalah minggu UAS. Seharusnya Oki fokus belajar bukannya kepikiran tentang pacarnya yang pergi ke pesta pernikahan teman dengan teman kantornya. Oki terlalu cemburuan semenjak mereka LDR. Itu semua karena Ayushita yang juga tidak kunjung menunjukkan statusnya terang-terangan di sosial media. Entah sudah berapa laki-laki di sosial media Ayushita yang Oki stalk, takut-takut mereka mencoba mendekati pacarnya. Oki melirik jadwal UAS di sticky notes yang ia tempel di meja belajar. Hanya ada satu jadwal matkul besok di jam 9. Bukannya melanjutkan belajar, Oki malah mengirimkan pesan kepada Jamal.   Sayangnya, setelah Oki bolos ia tetap tidak berhasil mendapatkan tiket pulang ke Surabaya dan baru bisa mendapat tiket di hari Jumat malam. Sudah mana ia melewatkan UAS Pak Saleh. Alhasil Oki otomatis mendapatkan C di matkul tersebut. Pak Saleh memang salah satu dosen yang paling ketat soal absensi. Tidak pernah mengenal ampun. Sekali tidak masuk kelasnya apalagi saat UAS, auto C. Oki sampai Surabaya Sabtu pagi. Dengan terburu-buru tanpa mengabarkan Ibu atau Ayah ia menghubungi sepupunya untuk menjemput di stasiun. Dan tujuan utama Oki tentu saja rumah Ayushita. Sampai di sana, Oki disambut Ibunda Ayushita yang memberi tau bahwa Ayushita sedang pergi olahraga. Tanpa basa-basi, Oki langsung pamit menyusul gadis itu. Oki berkeliling Taman Bungkul yang pagi itu tampak ramai orang-orang yang sedang berolahraga atau sekedar jalan-jalan. Ia mencoba mencari sosok Ayushita di tengah keramaian hingga akhirnya matanya berhasil menangkap sosok itu. Dalam pelukan laki-laki lain. Bukan jarak pemicunya. Bukan juga keegoisan dan kecemburuan Oki penyebabnya. Simply hanya karena memang sejak awal Ayushita tidak pernah benar-benar menganggap Oki serius. Baginya Oki hanyalah anak-anak yang belum dewasa. Oki perlahan melangkah mundur sebelum kakinya bahkan sempat melangkah maju. ***   Oki tersenyum sambil meletakkan sebuah benda berbentuk persegi berwarna peach di atas meja.  Yugi yang sejak tadi duduk di samping Oki sambil menonton televisi mengalihkan perhatiannya pada penghuni termuda di bangtan tersebut dan sesuatu di meja secara bergantian. Tanpa bertanya, Yugi meraih benda tersebut dan melihat tulisan yang tertera di sana. Selanjutnya Yugi tidak berkata apa-apa dan memilih menepuk lembut puncak kepala Oki. "Ki, ikut abang beli kebab." Oki menatap Yugi masih dengan sebuah senyum getir di wajahnya kemudian mengangguk. Oki di masa sekarang tidak banyak berubah. Pribadinya masihlah Oki yang sama. Yang selalu passionate dengan apa yang ia kerjakan, yang manja dengan abang-abangnya, yang selalu diam-diam menangis bila abang-abangnya mengalami kesusahan dan ia tidak bisa bantu apa-apa. Yang berbeda hanyalah Oki memilih menutup rapat hatinya untuk perempuan pada saat ini. Kalaupun suatu saat ia mulai membuka hati, ia tidak mau berada di posisi yang lebih mencintai pasangannya dan harus sebaliknyam. Simpelnya sih, Oki nggak mau jadi bucin dan prefer dia yang dibucinin sama orang lain. Tapi siapa yang tahu. Mungkin nanti Oki akan bertemu dengan seseorang yang bisa mencintainya sama besar dengan perasaannya pada orang itu. Siapa tahu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD