Bunga mengambil nafas panjang, kedua tangannya gemetar menggenggam gunting tajam yang bagian runcingnya berada di sisi bawah, siap menghujam perut Dante yang tertidur pulas. Sedikit demi sedikit, gunting itu semakin ke bawah hingga saat akan sebentar lagi sampai di kulit Dante. Dengan seringai seram, kemudian kedua tangan Bunga terangkat ke atas dan tepat saat dia akan menghujamkan gunting itu tiba-tiba saja ponselnya yang teronggok di sofa bed, bergetar.
“Astagfirullah..” Bunga beristighfar, ketika kesadarannya sudah kembali, dia melihat ke arah gunting dan Dante bergantian.
Ya Tuhan, apa yang akan aku lakukan tadi? Untunglah ponselku bergetar, menyelamatkanku dari niatan membunuh Dante.
Bisik nurani Bunga saat dia tergesa melangkah ke arah sofa bed.
Bapak!
Nama yang tertera di la
