Bab 4: Fakta Lain Yang Mengejutkan

1289 Words
Hari sudah siang ketika Rayya akhirnya keluar kamar setelah merasa cukup tenang dan sudah berpakaian rapi dan tak lupa ia memberikan riasan tipis untuk menutupi mata sembabnya. Harris berpesan tadi akan berada di ruang kerjanya yang berada di belakang rumah menghadap sebuah taman kecil. Sebagai kepala keluarga dan juga pimpinan sebuah perusahaan yang sedang berkembang tentu perlu ruang kerja yang membuatnya nyaman. Rayya melangkahkan kakinya menuju dapur dengan niat untuk mengambil air minum. Namun, langkahnya terhenti ketika sayup-sayup ia mendengar suara Nadya dan Herlina sedang mengobrol. “Nadya kamu bisa masak?” tanya Herlina dengan suara lembut. “Bisa, Ma. Tapi bukan masakan yang berat. Palingan bikin yang simple-simple aja.” “Tapi kamu ada minat untuk masak kan?” Nadya menyunggingkan senyum malu. “Kalau sekarang sih minat, Ma. Apalagi kalau suaminya seperti Mas Harris.” “Kalau kamu mau mengambil hati Harris, kamu harus bisa belajar masak.” Nadya mendongak dan menatap Herlina yang memandangnya dengan sorot mata dalam penuh arti. Hati Rayya mencelos. Herlina sudah secara terang-terangan menunjukkan restunya kepada Nadya dan bukan hal yang tidak mungkin jika Nadya akan menjadi menantu kesayangannya dan Rayya perlahan akan tersingkir. Seketika ia teringat akan rencana Mas Harris tadi pagi. ‘Mama dan Nadya tidak tau rencana Mas Harris.’ Rayya menggigit bibir bawahnya. Itu berarti Rayya harus mempersiapkan hatinya kembali jika rencana suaminya itu gagal. Seperti yang sudah terjadi tadi malam. “Makanan kesukaan Mas Harris apa, Ma?” tanya Nadya lagi. “Banyak sih, sebenarnya dia gak pilih-pilih makanan. Tapi yang paling dia suka itu ada semur daging dan tongseng kambing.” Nadya mengerjapkan mata. “Kayaknya masaknya ribet ya? Aku belum pernah bikin kedua menu masakan itu sih. Nggak mungkin kan Mas Harris tiap hari makan daging sapi dan kambing?” Herlina tertawa keras. “ Ya nggak lah, kalau makan daging sapi dan kambing setiap hari dia bisa-bisa kolesterol dan darah tinggi. Kalau buat hari-hari dia mau makan apa aja kok asalkan enak.” Nadya nyengir lebar. “Nanti Mama ajarin bikin semur daging dan tongseng kambing pakai resep turun temurun keluarga ya.” Masih di tempatnya, Rayya terdiam dan tersenyum miris. Sangat jarang ia melihat ibu mertuanya tertawa lepas seperti saat ini. Dan… bisa-bisanya mereka tertawa diatas penderitaan Rayya? “Tapi apa aku bisa ya, Ma? Mbak Rayya pasti kan sudah lebih jago masakin kesukaannya Mas Harris.” “Rayya memang yang lebih sering masak di rumah ini tapi dia belum benar-benar menguasai menu kesukaan Harris. Mama nggak pernah benar-benar kasih dia resep rahasianya.” Jantung Rayya terasa seperti sedang diremas. Nyeri. Nadya memandang heran mertuanya. “Kenapa Mama nggak kasih resep rahasianya, Ma?” “Dia itu lebih sok tahu dari yang mama kira. Jadi Mama malas ngasih tahunya. Terus kalau dia udah selesai urusan rumah, dia pasti akan segera masuk ke kamar sampai sore saat waktu makan malam tiba. Malamnya juga gitu, kalau Harris belum pulang, dia lebih suka di kamar.” “Mbak Rayya ngapain di kamar seharian gitu?” Herlina mendengus. “Mama nggak tau dia ngapain tapi Mama pernah liat dia sibuk dengan laptopnya terus kadang juga sibuk sama handphonenya.” “Padahal Mbak Rayya nggak ada pekerjaan sampingan kan?” “Nggak ada. Dia cuma jadi istri rumah tangga aja, bukan wanita karir tapi sibuknya bisa ngalah-ngalahin istri yang pergi ke kantor. Masih mending kamu, jelas ngapain karena ngurusin bisnis online kamu kan?” Seulas senyum licik terbit dari bibir Nadya. Dada Rayya semakin terasa sakit dan sesak mendengar mertuanya membicarakan hal buruk tentang dirinya yang sama sekali tidak benar di depan istri kedua suaminya. Selama ini Rayya memang menyembunyikan kegiatannya dari mertua bahkan dari suaminya. Diam-diam Rayya menulis sebuah cerita dan mengunggahnya di sebuah aplikasi sebagai wadah penulis amatir mendapatkan respon yang positif dari pembaca yang menyukai karyanya. Hal itu membuat Rayya semakin menekuni hobi yang sudah ia pendam selama ini. Rayya sudah tidak punya sahabat setelah menikah satu-satunya sahabat dan teman berbagi hanyalah suaminya. Dan… Danira. Istri dari adik iparnya itu kerap menjadi teman ngobrolnya selama Harris sibuk. Saking sibuknya dengan perasaannya, Rayya sampai lupa dengan Danira. Rayya sempat mematung di tempatnya setelah mendengar obrolan Herlina kepada Nadya dan mempertimbangkan untuk kembali ke kamar lalu sebersit perasaan lain muncul menyadarkannya. ‘Aku ini adalah istri pertamanya Mas Harris yang sah. Kenapa aku yang harus bersembunyi?’ Rayya pun melangkah lebih dekat dan menunjukkan kehadirannya di depan Herlina dan Nadya. Tidak ada keraguan atau rasa ciut sedikitpun dalam diri Rayya. “Eh, Rayya baru keluar kamar?” Herlina menyapa dengan nada sindiran dan raut wajahnya seketika berubah menjadi masam. “Iya, Ma. Cuma mau ambil air minum aja kok. Silakan dilanjut ngobrolnya.” Rayya melengos tanpa basa-basi mengambil tumblr dari lemari dan mengisinya dengan air dari dispenser. Sembari menunggu air terisi penuh keheningan menyergap. “Mbak Rayya?” Nadya memanggilnya. Rayya menoleh dan hanya menatap Nadya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. “Kita belum berkenalan secara resmi.” Nadya mengulurkan tangannya. “Aku Nadya. Istri Mas Harris juga.” Rayya hanya menatap uluran tangan Nadya dengan tatapan jijik. Bagaimana mungkin wanita ini memperkenalkan diri sebagai istri kedua suaminya dengan begitu bangga? “Aku tidak ingin berkenalan dengan wanita yang bangga menjadi istri kedua.” Sesudah itu Rayya melengos pergi. Sementara Nadya masih menatap kepergian Rayya dengan tatapan yang penuh arti. *** “Tante Yaya!” suara bocah perempuan memanggil dirinya sembari berlari kecil. Rayya merentangkan kedua tangannya menyambut keponakannya yang baru saja datang pada sore hari itu. Dari belakang terlihat Fariz dan Danira menyusul melambaikan tangan padanya. “Sophia!” Rayya memeluk dan mendekap bocah kecil itu lalu mencium pipinya. Aromanya yang khas perpaduan dari minyak telon dan juga lotion membuat Rayya semakin mengeratkan pelukannya. “Tante kangen deh. Sophia kangen sama Tante nggak?” Bocah kecil itu mengangguk antusias. “Hai, Riz, Danira.” Rayya menyapa orang tua Sophia yang sudah mendekat. Sophia pun turun dari pelukannya dan digantikan oleh Danira yang memeluk dan tersenyum canggung ke arahnya. Rayya mengerutkan kening keheranan. Selama ini, hubungannya dan Danira tergolong akrab. Tidak ada persaingan sesama menantu Herlina. Ketika Danira yang berhasil hamil setelah menikah dan mendapat perlakuan istimewa dari Herlina, itu tidak membuat Rayya berkecil hati dan langsung memusuhi Danira. Justru Rayya mendukung dan turut menjaga kandungan Danira sampai lahirlah Sophia, bayi perempuan cantik berambut ikal yang sudah ia sayangi selayaknya anak kandungnya sendiri. “Mbak Rayya sehat?” “Aku sehat kok.” Secara fisik memang sehat tapi tidak dengan jiwanya yang sedang terguncang. Ingin rasanya ia mengajak Danira ke kamar dan bercerita semuanya. “Hai, Mbak. Mana Mas Harris dan Ibu?” tanya Fariz –Adik Harris— yang selisih umurnya hanya sekitar 3 tahun dari Harris. “Mas Harris masih di ruang kerjanya dari pagi. Kalau Ibu tadi siang sih lagi masak di dapur. Sama—,” “Kalian sudah datang? Pas banget kami baru selesai masak.” Herlina muncul dari dapur menyapa Fariz dan juga Danira. Rayya menoleh, terlihat Nadya juga berjalan di sisi ibu mertuanya. “Tante Nad Nad!” Rayya menoleh dan terkejut ketika Sophia berlari menghampiri Nadya dan memeluk wanita itu seperti sudah mengenal lama. Nadya bahkan langsung memeluk Sophia dan membawa anak kecil berusia dua setengah tahun itu ke dalam gendongannya. Sama seperti yang Rayya lakukan tadi. Selama ini, Sophia termasuk anak yang tidak bisa langsung akrab dengan orang baru. Nadya bahkan belum dikenalkan kepada Fariz dan Danira. Kecuali… Mereka sudah saling mengenal. “Kalian udah saling kenal?” Rayya bertanya sambil menatap satu persatu orang yang ada di rumah itu secara bergantian. Terlihat Danira tampak salah tingkah dan tidak nyaman ketika mata mereka bersiborok. “Nadya adalah teman baik Danira.” Herlina menjawab dengan mantap. Detik itu juga Rayya menyadari bahwa ia telah dikhianati oleh seluruh keluarga suaminya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD