Aku berusaha untuk tetap tenang. Oke, melihat wanita ini rasanya tandukku keluar semua dari sarangnya. Bawaannya pengen nyeruduk aja gitu. Tapi harus kuat dan harus ditahan. Tarik nafas dan hembuskan. Tenang, San. Semua akan makin runyam kalau aku jadi banteng sekarang. "Sani kan?" tanya wanita cantik bertubuh semampai itu. "Iya, Mbak. Anda sudah pasti Mbak Jessica." Si Jes-jes menatap kagum pada kuku lentiknya. Yakin deh, perawatan kukunya pasti sebanding dengan biaya hidupku satu bulan. "Jelas kamu pasti tahu. Bagaimana? Apa tugasmu sudah berjalan dengan baik?" "Tugas?" "Ah, apa harus aku ingatkan? Kamu punya tugas menjaga Adit dengan baik. See, dia malah sakit." "Pak Adit demam. Dan itu bukan salah saya. Penyakit datang bukan karena keinginan." "Wow, ini menarik. Sebenarnya aku