[Warning ada adegan dewasa +++]
Jia menarik napas pelan. Hatinya berdebar tak terkendali, tapi dia tidak berpaling. Tangannya pelan naik, menyentuh lembut d**a Seojun, merasakan detak jantung yang sama liarnya. “Kalau itu sama kamu,” ucapnya jujur, suara setipis bisikan, “aku siap.”
Dan itulah akhir dari semua jarak di antara mereka.
Tatapan Seojun berubah lebih dalam, lebih gelap, tapi juga penuh kehati-hatian. Dia tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menunduk, dan tanpa terburu-buru, bibirnya menyentuh bibir Jia sekali lagi.
Ciuman kali ini terasa berbeda. Lebih dalam, lebih intens. Lidahnya dengan lembut menyapu bibir bawah Jia, perlahan meminta izin masuk. Jia membuka bibirnya, menyambut dengan malu-malu tapi penuh kepastian. Lidah mereka bertemu, perlahan menari, mencicipi,
