Confession

1306 Words

Lucien menatap lembar terakhir proposal itu. Tangannya menggenggam ujung kertas dengan erat, terlalu erat untuk seseorang yang sepanjang hidupnya sudah terbiasa membaca dokumen demi dokumen, proposal demi proposal, perjanjian demi perjanjian. Tapi kali ini berbeda. Yang memenuhi pikirannya bukan angka-angka, bukan klausul hukum atau rincian aliansi bisnis. Satu kalimat. Dua baris dari bagian bawah. … dan ketika saya kembali ke Paris, sistem operasional dapat tetap berlanjut.” Kembali ke Paris. Dia sudah membacanya berulang kali, sampai bisa mengingat di mana titik dan koma diletakkan. Tapi tetap saja, kata-kata itu menghantam dadanya seperti peluru yang menembus tulang rusuk dan menetap di sana, tak mau keluar. Napasnya mulai tidak seirama dengan pikirannya. Tangannya sedikit gemetar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD