“Ketika kata maaf tidak lagi berguna untuk diucapkan, maka tidak ada pilihan. Laluilah itu! Ketika air mata tidak mampu membayar, maka terima saja lukamu!” Senyuman mengejek mulai sering menghias bibir tipis Leonardo. Sejak tiga hari sebelum pesta pernikahan mereka berdua, pria itu lebih sering pergi meninggalkannya. Alisha sendiri tidak tahu kemana Leonardo setiap waktu menghilang dari sekitarnya. Alisha sendiri buta komunikasi semenjak pria tersebut menahan ponselnya. Dia tidak bisa melihat apakah novel misterius tersebut masih tetap berjalan seperti waktu-waktu lalu. “Kemana pria itu pergi?” Alisha bertanya dalam gumaman. Setelah Leonardo memberikan luka di sekujur tubuhnya satu hari yang lalu, pria itu tidak pernah lagi mereguk madu bersamanya. “Apakah dia jijik denganku?” Pertanyaan