Part 22

1103 Words
Satu jam sebelumnya. Adskhan sedang sibuk dengan laporan di hadapannya. Karena Lucas masih berada di Turki. Semua pekerjaan kini ada di tangannya. Hal itu sebenarnya sudah biasa. Namun entah bagaimana belakangan ini, bekerja bukan menjadi prioritasnya lagi. Dan dia merasa sedikit jenuh menghabiskan waktu bersama benda-benda mati yang sebenarnya menghasilkan banyak angka nol ke dalam rekeningnya. Ia mendongak ketika melihat pintu ruangannya terbuka begitu saja. Anastasia berdiri di sana dengan sekretarisnya yang tampak sedang mencoba menahan wanita itu untuk masuk. "Maaf, Sir. Nona ini terus memaksa masuk." Ujar sekretarisnya. Adskhan mengibaskan tangannya dan menyuruh sekretaris itu kembali ke tempatnya. Sementara itu Anastasia masuk ke dalam dengan gaya bak ratu nya dan duduk di sofa yang ada disana "Apa yang kamu inginkan? Apa yang aku katakan sebelumnya belum cukup? " Sikap Adskhan jauh dari kata ramah. “Aku tahu, aku mengerti. Tapi kita terikat kontrak. Semua itu tidak bisa diakhiri begitu saja.” Jawab Anastasia dengan datar. “Lagipula, kalau kita hendak putus, kita harus mengatakan perpisahan kita kepada publik. Apa kamu sudah siap dengan semua pertanyaan para pencari berita itu?” tanya Anastasia lagi. Wartawan? Tentu saja hal itu tidak Adskhan inginkan. Dia ingin semuanya berakhir dengan baik-baik saja. Tanpa ada gangguan. Terlebih jika gangguan itu mengganggu pekerjaannya dan mengganggu proses pendekatannya dengan Caliana. “Katakan saja hubungan kita sudah selesai karena kita sama-sama disibukkan dengan pekerjaan. Hal itu membuat kita sulit bertemu. Selesai.” Ucap Adskhan santai. Namun Anastasia menggelengkan kepala. “Memang sudah selesai. Tapi kalau kita tidak berhubungan baik di depan publik, tetap saja publik akan mengatakan ada yang salah dengan hubungan kita. Jika nantinya kamu muncul dengan wanita lain, mereka akan menuduh kamu bermain curang di belakang aku. Dan wanita yang muncul denganmu dengan pasti akan dianggap sebagai orang ketiga dalam hubungan kita. Posisiku akan baik-baik saja. Tapi wanita itu tidak.” ucapnya lagi dengan logis. Adskhan mengerutkan dahi. Semua yang dikatakan Anastasia memang benar. Dia menjadikan Anastasia sebagai kekasihnya di depan publik untuk kepentingannya sendiri. Tapi jika mereka berpisah tanpa alasan, jelas akan membuat Caliana yang menjadi korban. Anastasia mengangkat sudut mulutnya. Sejak awal dia sudah menyadari siapa dirinya. Dia hanya kekasih kontrak yang dibayar pria itu untuk membuat publik percaya bahwa Adskhan adalah pria normal yang memiliki hubungan normal dengan wanita. Awalnya ia juga baik-baik saja dengan semua permainan itu. Sampai akhirnya dia terlarut dalam perannya sendiri dan menginginkan lebih. Lagipula, siapa yang tidak ingin menjadi menantu pertama dan satu-satunya di keluarga Levent? Keluarga asal Turki yang jelas teramat kaya raya. Seolah dunia ada di genggamannya. Berlian, berapapun harganya bisa ia beli tanpa harus pikir panjang. Rumah yang mewah dengan banyaknya pelayan. Liburan bebas ke luar negeri tanpa harus mempertimbangkan p********n kartu kredit. Anastasia menginginkan itu semua. Namun saat ia mulai ingin menancapkan kuku, ada sosok wanita lain yang mengganggu pikiran Adskhan. Ia tidak tahu siapa wanita itu pada awalnya. Sampai ketika ia melihat wanita itu lagi di kota ini. Dan ketika ia tahu Adskhan memutuskan untuk menetap di Bandung dengan alasan ingin lebih dekat dengan anaknya. Ia tahu bahwa pria itu punya maksud lain. Gadis itu, yang tidak Anastasia ketahui namanya, saat ini berada di lantai yang sama dimana kantor Adskhan berada. Orang-orang mungkin menduga Anastasia bodoh, tapi mereka salah. Anastasia bukan tipe orang yang mudah melupakan wajah orang lain. Sehingga ia kembali mengingat pertemuan mereka yang terjadi di lift beberapa waktu sebelumnya. Gadis itu lah yang ia yakini menarik perhatian Adskhan. Bukan putrinya. Dan hal itu semakin membuatnya gerah ketika melihat wajah yang mirip dengan wajah gadis itu dalam versi remaja yang ternyata merupakan sahabat dekat putri Adskhan sendiri. Langkah Adskhan untuk mendekati wanita itu semakin dekat. Dan Anastasia akan membuat langkah itu tersendat. Dia pastikan itu. “Jadi apa yang harus kita lakukan?” pertanyaan itulah yang Anastasia tunggu untuk Adskhan ajukan. “Setidaknya, kita harus membuat publik tahu bahwa hubungan kita baik-baik saja meskipun sudah berakhir. Mungkin aku bisa membuat postingan di akun medsos ku dan mengatakan bahwa hubungan kita berakhir. Tapi setelah itu, kita masih harus membuat publik percaya bahwa hubungan kita baik-baik saja. Tidak ada orang ketiga. Dengan demikian, kekasih barumu tidak akan dianggap sebagai orang ketiga.” “Aku tidak ingin melakukan hal seperti itu.” tolak Adskhan lagi. “Bagaimana dengan kisah cinta yang tak direstui?” tanya Anastasia lagi. “Sudah cukup! Hal seperti itu tidak aka nada. Kau dan aku berpisah. Orang agency yang akan mengurusnya. Tidak perlu ada alasan, tidak perlu ada klarifikasi. Dan tidak perlu ada akting untuk bersikap bahwa hubungan kita baik-baik saja. Kau mengerti?” Anastasia memandang Adskhan dalam diam. Dia mengerti, sangat mengerti. Namun dia tak mau mengalah begitu saja. “Baiklah, aku sangat paham. Aku akan mengatakan semuanya pada managerku. Aku akan memintanya untuk menghapus beberapa foto yang pernah aku unggah denganmu di media sosial yang jumlahnya tak seberapa itu. Tapi sebagai gantinya, bisakah kau menemaniku makan siang? Setidaknya sebagai tanda perpisahan?” tanyanya dengan nada membujuk. Adskhan memandang wanita itu dengan intens. Mempertimbangkan hubungan mereka selama ini, keuntungan yang selama ini ia dapat selama bersama dengan Anastasia membuatnya mengiyakan permintaan wanita itu. Ia kemudian mengangguk dan melihat wanita itu berbinar. Pukul dua belas tepat, mereka meninggalkan ruangan Adskhan untuk makan siang. Tepat saat itu pula Adskhan melihat Caliana bersama dengan seorang temannya. Ia mencoba tersenyum ramah, tapi respon yang didapatnya malah membuatnya terkejut. Caliana memang tersenyum padanya, tapi bukan senyum ramah seperti yang gadis itu tunjukan akhir pekan lalu. Hanya sebuah senyum kesopanan dari bawahan kepada atasan. Dan Adskhan tak menyukai hal itu. Dan melihat itu membuat Adskhan memiliki pikiran lain. Terlebih mengingat keberadaan Anastasia di sampingnya dan pembicaraan mereka di bioskop tempo lalu. Sebuah senyum mendadak muncul di wajahnya. Secara otomatis Adskhan menduga jika gadis itu kini tengah cemburu padanya. Ia yang awalnya menepis tangan Anastasia untuk menunjukkan bahwa diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa kini malah membiarkannya. Sampai akhirnya pembicaraan lirih kedua gadis itu terdengar di telinganya. Sebuah nama yang tak ingin Adskhan dengar. Yudhis. Mendengar nama dari pria berwajah tampan dan selalu tersenyum lembut pada Caliana itu entah bagaimana membuat Adskhan merasa marah sendiri. Dan fakta baru yang kini diketahuinya kalau keduanya telah cukup lama saling mengenal dan sedang dalam pendekatan membuatnya ingin berbalik dan mengatakan sesuatu pada gadis itu. Tapi apa? Apa yang bisa dia katakan pada Caliana. Dan lebih daripada itu, apa haknya untuk mengatakan apa yang ada dalam benaknya pada Caliana? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Yang nanyain / Mau tau visual tokoh,, mampir ke IG ya... Restianirista.wp nama akun nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD