"XEL!" panggil Celia dengan nada ragu. Axel mendongak, tanpa menghentikan acara makannya, dia menjawab panggilan Celia dengan gumaman samar. "Hm?" "Lo masih marah?" tanyanya dengan wajah lesu. Sejak tadi, dia memikirkan soal Axel dan kejadian tadi pagi. Dia tahu, kalau milik pria jika kehantam apalagi ketendang seperti itu, rasanya pasti akan sangat sakit sekali. Namun, dia tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf pada Axel. Apalagi, pria yang sejak tadi berkutat di dapur itu menguarkan aura dingin yang mencekam, hingga membuatnya mengkerut ketakutan. Celia sama sekali tak berani mendekat. Dia bahkan hampir tidak berani ikut sarapan, andaikan Axel tidak memintanya untuk lekas makan di sisinya. Axel melirik setelah menelan sarapannya. "Marah kenapa?" tanyanya dengan nada datar dan wa