Hari lain, seperti biasanya. Aku baru saja mengantar Nisa ke kampusnya, balik ke bengkel, bersiap-siap dan menunggu. Ya, menunggu. Aku menunggu pelanggan yang datang ke bengkelku. Tapi, aku tak tahu kalau pelanggan pertamaku hari ini adalah pelanggan spesial. Aku tetap diam terduduk di kursiku saat melihatnya. Wulan. Dengan raut muka campuran antara kuatir, marah, rindu, dan sedih, dia berdiri di depan bengkelku. Kek permen nano-nano aja macem-macem rasanya. Wkwkwk. "Mmm. Masuk Lan," kataku. "Nggak ada orang kok," lanjutku sambil berdiri dan berjalan ke depan. "Wulan tahu. Wulan dah nungguin dari tadi kok," jawab Wulan. Stalker detected.. Bahaya ni. Wulan lalu masuk ke bengkelku dan tanpa dipersilahkan dia langsung duduk di sofa. Satu-satunya sofa yang ada di bengkel dan jadi