"Mhhhhhhh," Ira mendesah tapi aku langsung melumat bibirnya. Kami belum melepas baju dan keknya nggak bakalan juga, kan mana tahu nanti tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi. Tapi tangan kananku yang tadi memeluk mesra punggung Ira dan mengelus-elusnya, kini bergerak turun perlahan ke arah pantatnya yang luar biasa dan mulai meremas-remasnya. Itulah yang membuat Ira barusan mendesah pelan. Setelah tanganku puas meremas pantatnya, dia mulai bergerak lihai, menyelisip diantara rok panjang dan baju Ira, lalu dia menemukan selembar lagi lapisan kain tipis terasa, dengan lihai, si tangan kanan kembali menyelisip masuk dan kini bisa merasakan kelembutan kulit yang terasa hangat dan halus di tangan. Aku masih melumat bibir Ira pelan dan sesekali melepasnya, sekedar untuk memberikan kesempatan ag