“Ya ampun, Mas. Ga apa-apa,” ujar Isla seraya mengecup puncak kepala Zhen yang masih membenamkan wajahnya di bahu sang istri. “Lagian masa lagi operasi mau ditinggal, kan ga mungkin, Mas. Isla juga banyak yang nanganin kok.” “Tapi....” “Udah ga apa-apa. Tadi direkam juga sama Nurse Ana. Khusus buat Dokter Zhen. Disuruh Papa, biar ga penasaran katanya.” “Mana rekamannya?” “Itu, di hape Isla.” Zhen tak langsung mengambil gawai itu, namun mengusap-usap pipi gembul kedua putrinya. “Cantik,” gumamnya, haru. “Mas ga mau adzanin?” “Nunggu mereka selesai nyusu dulu, boo.” “Langsung aja. Ga apa-apa kok.” “Aku mau sambil gendong.” “Jadi, siapa namanya?” “Where’s my first born?” Zhen balas bertanya sebelum menjawab pertanyaan Isla. Isla menepuk pelan tubuh bayi di sisi kananny

