Suara Isak dari istri Abdullah menangis tersedu-sedu
Ismail Bunda Telah memaapkan mu Selama ini,,,Sambil memeluk tulisan yang Ada di kertas,,,Bu Aminah pun Memeluk nya Sambil menguatkan nya Karna Perjalanan hidup masih panjang Ada Harsya,,,Yang belum Tau jati diri Sengaja Saya sama suami dan kiayi Sepuh tidak memberitahu kan Secara langsung,"" Karna yang di takutkan menimpa kepada Harsya,,,,!!!
Maap Kan Saya dan Suami Saya yang merawat Harsya dengan Sebuah Kekurangan,,,, Dengan merawat Harsya Dari titik bawah bila Seandainya Harsya mendapatkan Dunia Dalam Genggaman nya Tidak melupakan Asal usulnya Besarnya di mana"'!!!
Lalu istri nya Abdullah Menggeleng Dan Jangan Sampai mengatakan Tentang kata Maap dari Bu Aminah yang merawat Cucu nya justru saya yang harus berterima kasih kepada kalian berdua Seandainya Tidak Ada mereka berdua ntah Gie mna nasib cucu ku ini""'!!!
Lalu Surat yang Satu Lgi Di kasih kan Kepada Tuan Abdullah oleh Pa Jaeludin
#SURAT UNTUK AYAHKU TERCINTA
Tak tahu darimana aku harus memulai. Terlalu banyak kata-kata yang ingin kuungkapkan. Sayang, tak ada satupun yang dapat menjelaskan dengan tepat, Betapa Sakitnya Diriku Saat dirimu mengusir ku tapi aku tak bisa membencimu
Aku tak tahu seberapa lebar tawamu, di hari aku muncul ke dunia. Aku tak tahu apa kata pertama yang kau ucapkan ketika melihat wajah kecilku. Aku tak tahu bagaimana perasaanmu ketika pertama kali menggendongku. Takut? Bahagia? Terharu? Entahlah, kukira semua bercampur aduk dalam d**a bidangmu.
Namun yang pasti, kau adalah laki-laki pertama yang masuk dalam kehidupanku. Pria yang membesarkan, merawat, dan mendidikku. Pria yang rela terbangun di tengah malam menggantikan Ibu untuk menenangkanku yang kesulitan menghadapi rasa lapar dalam kegelapan.
Duduk diatas pundakmu adalah sebuah kehormatan, karena aku dapat sedikit lebih dekat menggapai matahari. Hal-hal besar tampak lebih kecil. Hal-hal tak terjangkau dapat kuraih dengan tangan kecilku. Aku bagaikan raja yang tengah duduk di singgasana terkokoh.
Bahkan sesekali, kau bisa dengan mudah membawaku dengan lenganmu yang besar. Langkah-langkahmu yang besar dapat menyaingi kegesitanku, menghindarkanku dari marabahaya. Benda kecil nan kasar yang menutupi dagumu itu, aku begitu menyukainya. Terasa geli dan membuatku penasaran. Dan tak ada yang dapat membuatku merasa seperti panglima perang terhebat selain duduk di atas punggungmu, setiap kali kau berpura-pura sebagai kuda terkuatku.
Tak dapat kuukur kesedihan dan kekecewaan yang menyergap hatimu ketika aku tumbuh menjadi remaja pemberontak yang nakal. Tak lagi mengindahkan laranganmu, tak lagi ingin bermain denganmu, bahkan menjawabmu dengan kata-kata yang tak patut. Aku lebih memilih Cintaku Dan tenggelam dalam kesibukanku, menghabiskan waktu hingga tak ada yang tersisa lagi untuk kuhabiskan bersamamu.
Aku tak tahu waktu perlahan-lahan mengikis kekuatanmu, membengkokkan punggungmu yang gagah, dan menggerogoti otot-otot kekar tubuhmu. Kau tak pernah berkata apapun. Aku hanya melihat sapuan warna putih di sela-sela rambutmu dan guratan-guratan alam di sekitar wajahmu.
Setiap kulihat senyummu menyambut kepulanganku, kukira semua akan baik-baik saja, bahwa suatu hari aku bisa dengan bangga mempertemukan anakku dengan lelaki terhebat dalam hidupku, yaitu engkau, Ayah.
Siapa yang menyangka bahwa takdir tak begitu menyetujui rencanaku itu. Dikira Engkau Akan Merestui hubungan ku dengan Wanita yang Aku Sayangi dan Sudah SAH menjadi istri,,,,tapi Sayang begitu Sayang Engkau menolak nya dan bahkan mengusirku,,Sakit Sungguh Sakit Tapi Aku tidak bisa membenci mu "" Ayah
Sekian lamanya pertanyaan-pertanyaan itu bermain-main di benakku, seakan-akan itu bisa membawamu kembali padaku. Tapi, perlahan-lahan aku mencoba untuk menerima bahwa mungkin memang tidak ada lagi yang bisa kau lakukanku
Tak ada kata yang bisa kuucapkan, tak cukup airmata untuk kucucurkan, tak cukup selamanya kuhabiskan untuk meneriakkan betapa aku berterima kasih padamu untuk segalanya, Ayah. Tak ada yang bisa kuberikan, tak ada yang cukup berharga untuk membayar, untuk membalas semua yang telah kau berikan padaku, Ayah.
Untuk Ayahku Abdullah Bila Seandainya Usiaku lebih Cepat darimu Yah Aku meminta maap Atas Kesalahan yang Ismail perbuat Selama ini"''
Untuk ayah ku tersayang"!! Bila Umurku dan istriku Tersayang Ismail hanya minta Satu permintaan untuk Menjaga Cucu mu Anak Ismail wajahnya semua nya Hampir mirip diri mu Ayah,,,,
Nama Cucu mu HARSYA BADZIL ISMAIL ABDULLAH
Tolong jaga Cucumu yah Salam Dari Anakmu yang berlumur dosa
ISmail Abdullah