Ada sepuluh kepala devisi yang kini tengah berlutut di tanah. Keringat dingin mulai mengucur dari tubuh mereka. Seolah-olah tidak berlutut di tanah, melainkan di atas tumpukan paku yang tajam, sepuluh kepala devisi itu menunjukkan ekspresi tidak nyaman di wajah mereka.
Jenderal Wei Xiao Yue akhirnya duduk di kursi, jarinya memijat pelipisnya seolah-olah ada rasa sakit di bagian itu, dia dengan mata tertutup dan dengan suara malas berkata, "Tahu kenapa aku memanggil kalian semua?"
Sepuluh kepala devisi itu diam dan tidak mengatakan apa-apa. Melihat tidak adanya respon, Jenderal Wei Junior tiba-tiba membuka matanya dan berkata, "Tahu kesalahan apa yang kalian perbuat?!"
Kesepuluh kepala devisi, "….."
"Kalian memiliki mulut tapi kenapa kalian tidak bicara!!" Jenderal Wei Xiao Yue bangkit dari kursinya dan meraung, "Mulut kalian bisa digunakan untuk merayu para wanita, meminum anggur, melakukan kesenangan lainnya, tapi kenapa saat aku bertanya kalian tiba-tiba menjadi bisu!!"
Tidak ada yang berani berbicara, suara kemarahan dari Jenderal Wei Juni-o-r terdengar sampai ke tenda Putra Mahkota. Putra Mahkota tentu saja tidak berani keluar, dia tetap berada di dalam tendanya dan lebih memilih mengikuti ucapan orangnya.
Kembali ke tanah lapang di mana amukan sang Jenderal terjadi.
Jenderal Wei Xiao Yue, "Lin Bo."
Lin Bo, "Ya, Jenderal!"
"Periksa lidah mereka semua, jika mereka tidak memiliki lidah, maka aku tidak akan marah saat mereka tidak menjawabku." Senyuman penuh kejengkelan muncul di wajah tampan Jenderal Wei Juni-o-r,"Jika kau menemukan lidah di dalam mulut mereka, maka segera potong lidah mereka! Tidak ada gunanya mereka memiliki lidah!"
Kesepuluh kepala devisi,"!!!!"
Lin Bo, "Baik Jenderal."
Siapa yang mengira bahwa Jenderal yang baru saja kembali ke jabatannya ini bisa berbuat hal sekejam ini. Memotong lidah beberapa orang bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan oleh Jenderal Wei Juni-o-r mengingat dia telah mempermalukan Putra Mahkota negeri Tang, Li Jin, beberapa saat yang lalu.
Dia benar-benar geram. Kesepuluh kepala devisi itu bahkan tidak memiliki niatan untuk memohon ampun, jadi untuk apa berbaik hati?!
Melihat Lin Bo mengangkat pedangnya, kesepuluh kepala devisi itu akhirnya buka mulut. Mereka akhirnya menangis dan meminta ampun dari Jenderal Wei Junior. Mereka bahkan memukulkan kepala mereka ke atas tanah dan berharap lidah mereka tidak akan dipotong.
"Ampuni kami Jenderal." Kata salah satu kepala devisi,"Kami lalai dan bersalah, kami..,kami…"
Tidak mau terlalu lama berurusan dengan mereka, Jenderal Wei Junior yang kelelahan segera mengumumkan hukuman kesepuluh kepala devisi,"Cabut pangkat mereka, mereka bukanlah tentara Tang Agung. Tang tidak membutuhkan orang macam mereka. Lepaskan mereka, tidak ada pesangon, tidak ada senjata, hanya pakaian yang melekat di tubuh mereka yang bisa mereka bawa!"
"Kau tidak bisa melakukan ini pada kami Jenderal! Kami adalah orang Yang Mulia Putra Mahkota." Tidak mau mengindahkan peringatan dari Jenderal Wei Xiao Yue, salah satu kepala devisi itu marah.
Wei Xiao Yue sudah lelah karena berperang selama berhari-hari, dan sekarang dia memiliki satu batu kerikil yang harus disingkirkan. Jadi apa boleh buat, mari akhiri ini sekarang juga!
Wei Xiao Yue tersenyum saat dia berjalan ke arah kepala devisi itu. Dan saat Wei Xiao Yue melewati Ouyang Yuze, Ouyang Yuze tampak mengerutkan keningnya dan menghela napas, "Prajurit itu tidak menyayangi nyawanya."
Lin Bo berdiri di depan Jenderal Wei Xiao Yue, dia masih memegang pedangnya sebelum akhirnya pedang itu di tarik oleh Jenderal Wei Juni-o-r dan di arahkan ke lengan salah satu kepala devisi itu.
Muncratttt….
Salah satu lengan kepala devisi itu putus, darah mengalir keluar dari sisa-sisa daging!
Para prajurit tentara yang melihat hal ini tidak bisa tidak membuka mulut mereka, "!!!"
Ouyang Yuze tampak terkejut, "Dia sebaik ini?!"
Ouyang Yuze telah berkawan dengan Wei Xiao Yue selama kurang lebih sepuluh tahun. Keduanya tumbuh di kamp militer dan medan perang, jadi tentu saja Ouyang Yuze tahu betul bagaimana perangai sahabatnya itu.
Dia tampak terkejut saat melihat Wei Xiao Yue memotong lengan salah satu kepala devisi itu, bukan karena tindakan yang dilakukan oleh Wei Xiao Yue. Tapi itu karena kebaikannya. Ya, biasanya Jenderal Wei Juni-o-r tidak akan berbaik hati dan tidak mengambil nyawa prajurit yang melalukan kesalahan fatal. Tapi kali ini dia cukup baik, dia hanya mengusir mereka dan memotong salah satu lengan.
Saat Kasim Yan telah mendengar keseluruhan ceritanya, dia langsung pergi untuk melaporkan hal itu pada Putra Mahkota Li Jin.
Saat hal itu terjadi, Li Jin menolak keluar dan hanya suara samar yang bisa dia dengar. Dan ketika dia mendengarkan cerita yang didapat oleh Kasim Yan dari salah seorang tentara, Li Jin tidak bisa tidak merinding, "Dia benar-benar sudah gila! Dia memotong lengan manusia?!"
Kasim Yan juga merasakan kengerian merambat ke sekujur tubuhnya, "Ya, Yang Mulia. Semua kepala devisi yang terlibat pesta bersama Yang Mulia malam itu di usir dan cabut pangkatnya. Bahkan kepala devisi yang telah kehilangan lengannya dibiarkan pergi tanpa adanya penanganan dari tabib terlebih dahulu."
Melihat Wei Xiao Yue mengusir dan memecat para tentara Kekaisaran, Li Jin, sang Putra Mahkota, tetap tidak bisa melakukan apa-apa. Dia juga tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan kehidupan orang lain. Yang harus dia pikirkan adalah bagaimana cara menghadapi Fu Huang-nya. Ya, Kaisar pasti sudah tahu perihal kejadian ini. Dan Li Jin pasti akan mendapatkan hukuman.
"Selagi bukan pencabutan gelar Putra Mahkota, aku akan menerima segala jenis hukuman." Pikir Li Jin.
*_
Sementara itu, di belahan bumi Tang lainnya, tepatnya di istana Daming, rapat majelis tengah diadakan.
Para menteri Kekaisaran telah hadir, begitu pula Kaisar Li Wei.
"Masalah di Jiangnan rupanya benar-benar kritis mengingat Jenderal Wei telah mengirimkan surat untuk meminta bantuan." Kata Kaisar Li Wei.
Menteri Pertahanan, Liu Qianfan menangkupkan kedua tangannya saat dia menjawab ucapan Kaisar,"Menjawab Yang Mulia, hamba baru saja mendapatkan surat baru dari Jenderal Wei Xiao Yue."
Kaisar Li Wei,"Kasim Xu."
Kasim Xu berjalan untuk mengambil amplop coklat berisi lembaran surat di dalamnya. Ketika sedang membaca isi surat itu, ekspresi tegang di wajah Kaisar perlahan-lahan menjadi rileks. Bahkan ada senyuman tipis di wajahnya yang sudah mulai dipenuhi dengan kerutan-kerutan halus.
"Bagus sekali." Kata Kaisar Li Wei.
"Yang Mulia, apa yang sebenarnya terjadi? Nampaknya Yang Mulia sangat bahagia?" Suara baru yang tiba-tiba terdengar itu adalah suara tuan Yun, dia adalah menteri pekerjaan.
"Hahaha, Ya Menteri Yun." Kaisar berkata sembari tersenyum lebar,"Tadinya Jenderal Wei Juni-o-r meminta tambahan sepuluh ribu tentara. Tapi di surat baru ini, dia kembali menuliskan bahwa dia hanya ingin seribu saja. Ya, seribu kavaleri harus segera dikirim ke Jiangnan."
Itu adalah jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan permintaan awal Wei Xiao Yue. Untuk kesekian kalinya, hal ini tentu saja bukannya tanpa sebab. Ada sesuatu yang direncanakan oleh Wei Xiao Yue.
"Menteri Liu." Kaisar menoleh untuk kemudian berbicara kepada Liu Qianfan,"Segera kirim bala bantuan seribu kavaleri terbaik untuk pergi ke Jiangnan hari ini juga. Dan lengkapi mereka semua dengan persenjataan dan armor terbaik!"
Liu Qianfan sekali lagi menangkupkan kedua tangannya ketika dia berkata,"Ya, Yang Mulia!"
*_
Jiangnan, perbatasan Tang Agung dan Dong Yang.
Ouyang Yuze tengah membaca sesuatu saat dia dengan malas berkata,"Kali ini apa tujuannya?"
"Hmm?" Suara Wei Xiao Yue terdengar sedikit sengau saat dia menjawab dengan matanya yang tertutup.
Ouyang Yuze melemparkan buku sastranya pada Wei Xiao Yue,"Bicaralah yang serius. Lin Bo mengatakan padaku kalau kau mengirim surat lagi ke Luoyang. Kali ini apa?"
Mantan tunawisma merepotkan, Wei Xiao Yue akhirnya membuka matanya, dia mengambil buku sastra milik Ouyang Yuze dan menjadikannya sebagai kipas.
Ouyang Yuze,"…."
"Memberitahu Kaisar bahwa Putra Mahkota adalah seseorang yang tidak bisa diandalkan."Kata Wei Xiao Yue.
Menulis secara langsung dan secara gamblang tentang perbuatan Putra Mahkota akan terlihat sedikit tidak etis. Kaisar bisa saja menaruh pikiran bahwa Putranya hanya dijebak. Jadi Wei Xiao Yue berdalih dengan cara meminta bala bantuan, agar Kaisar Li Wei tahu bahwa banyak prajuritnya yang telah mati karena perbuatan Putra Mahkota.
"Jenderal." Lin Bo kembali datang, "Dia adalah tentara yang bertugas menuliskan laporan sebelum kita tiba di Jiangnan."
Tentara yang dibawa oleh Lin Bo itu tampak ketakutan. Tapi Wei Xiao Yue sudah terlebih dahulu menyadari hal ini. Ekspresi garang Jenderal Wei Xiao Yue tadi telah lama menghilang, dia kini penuh dengan senyuman ramah.
Wei Xiao Yue, "Jangan takut, aku tidak akan memakanmu."
Justru karena itulah tentara itu takut!
"Duduklah." Kata Wei Xiao Yue lagi.
"Prajurit ini tidak berani." Kata-kata yang keluar dari mulut tentara itu terdengar terbata-bata.
Wei Xiao Yue tiba-tiba berjalan ke arah tentara itu, dia mengangkat tangannya, dan tentara itu segera menyembunyikan wajahnya di balik tangannya sembari berkata,"Jenderal, ampuni aku."
Wei Xiao Yue menyeringai,"Aku bukannya mau menamparmu." Kata Wei Xiao Yue lagi,"Aku hanya ingin membantumu duduk."
Alhasil tentara itu duduk dengan sedikit tekanan dari tangan Wei Xiao Yue yang menekan pundaknya. Wei Xiao Yue berkata,"Aku tidak pernah menampar seseorang. Itu terlalu menyakitkan. Memotong lengan akan menjadi lebih baik, iyakan?"
Tentara itu,"…."
Tentara yang baru saja datang bersama dengan Lin Bo itu duduk di kursi dan bukan di atas arang yang panas, tapi keringatnya tidak pernah berhenti menetes. Udara di luar dingin, jadi keringat itu pasti akan membeku jika tentara itu keluar dari tenda.
"Aku mau kau membawakan semua laporan perang selama beberapa hari sebelum aku dan pasukanku datang. Semua nama prajurit yang gugur dan jumlah senjata serta armor yang dipakai. Semuanya harus lengkap." Kata Jenderal Wei Xiao Yue secara lugas.
"Ta..tapi Jenderal, untuk itu …." Prajurit itu,"Ah, ya..ya baiklah."
Jenderal Wei Xiao Yue,"Jika aku tidak menemukan kesamaan dari laporan yang kau buat dengan laporan masuk yang ada di istana...kulitmu akan aku iris untuk setiap orang yang tidak ada di daftar!"