Lima hari telah berlalu.
Baili Qing Shi yang baru saja tiba di Fu-nya dikagetkan oleh Liu Qianfan yang juga baru saja tiba. Baili Qing Shi melihat kakak sepupunya itu turun dari kereta kuda, "Da Ge, kenapa kau kemari?
"Aku sudah mengirimkan surat untukmu dan menunggumu untuk datang ke Manor, tapi kenapa kau belum datang juga." Kata Liu Qianfan terburu-buru.
Baili Qing Si, "Mari kita bicara di dalam."
Keduanya akhirnya duduk di sebuah ruangan. Baili Qing Shi terlebih dahulu bertanya, "Da Ge tidak tampak seperti biasanya. Ada apa?"
"Aku mendapatkan kabar dari Jiangnan." Ekspresi wajah Liu Qianfan jelek, dia mengeluarkan sepucuk surat dan memberikannya pada Baili Qing Shi.
Liu Qianfan berkata sembari menatap Baili Qing Shi yang tergesa-gesa membuka surat itu, "Zhao Ying kembali dari Jiangnan dua hari yang lalu. Dia juga menerima surat dari Lin Bo. Lin Bo juga mengatakan bahwa situasi di Jiangnan benar-benar tidak baik."
Baili Qing Shi berusaha membaca surat itu dengan tenang, tapi saat memasuki baris yang menuliskan bahwa genjatan senjata kedua tiba-tiba saja terjadi di Jiangnan, dia tidak bisa lagi berpikiran tenang.
"Ini baru beberapa hari, kenapa hal ini bisa terjadi? Dan apa..?!"Baili Qing Shi tampak tidak percaya, "Pasukan Tang Agung kewalahan?"
"En." Liu Qianfan menutup matanya, dia ragu-ragu untuk berkata, "Itu semua karena kelalaian Putra Mahkota Li Jin."
Mendengar nama 'Li Jin' disebutkan secara tiba-tiba, Baili Qing Shi mulanya tidak tertarik. Tapi mengingat Yifu-nya sekaligus Xiao Ge-nya ada di sana, dia tentu saja tidak bisa mengabaikan hal ini. Jadi Baili Qing Shi bertanya, "Li Jin? Apa yang dia lakukan?"
[FLASHBACK]
Jiangnan, empat hari yang lalu….
Di malam kedatangan Jenderal Wei Xiao Yue dan para pasukannya, Putra Mahkota Li Jin dengan senang hati mengadakan jamuan makan. Tapi di saat itu pula berita tentang kematian Panglima Perang Zhao Shiying terbongkar. Saat itu, kakak Panglima Perang Zhao, Jenderal Zhao Shiming marah dan meninggalkan jamuan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Jenderal Wei Xiao Yue dan para pengikutnya. Hal ini tentu saja membuat Putra Mahkota Li Jin marah, tapi dia masih tidak bisa melakukan apa-apa. Dan untuk mengalihkan kemarahan dan rasa jengkelnya, Li Jin akhirnya menyuruh kasim setianya membawakannya wanita penghibur.
Pesta yang diadakan oleh Putra Mahkota Li Jin di tenda berlangsung semalaman. Hingga keesokan harinya, Putra Mahkota dan beberapa tentara yang patuh padanya ambruk hingga tak mampu bangun.
Entah karena kesialan atau karena musuh telah mengetahui hal ini, tapi akibat dari tindakan sembrono dari Putra Mahkota Li Jin, malapetaka akhirnya tidak bisa dihindari. Di keesokan harinya, tepat saat fajar menyingsing, pasukan penjajah Dong Yang menyerbu perbatasan.
[FLASHBACK END]
"Dia benar-benar kutukan!" Ucapan ini keluar dari mulut Baili Qing Shi melalui sela-sela giginya. Ada kemarahan di hatinya.
Baili Qing Shi, "Lalu Da Ge, apakah kau tahu bagaimana perkembangan di sana sekarang?"
"Aku baru saja pulang dari istana dan baru saja ada laporan yang masuk." Liu Qianfan berusaha menenangkan adik sepupunya, "Yifu-mu baik-baik saja. Ada stempel harimau di surat itu, dan hanya Jenderal besar yang memilikinya. Dia meminta tambahan pasukan."
Dari ucapan Liu Qianfan itu ada dua hal yang bisa disimpulkan. Yang pertama, kondisi Yifu Baili Qing Shi masih bisa diprediksi baik-baik saja. Yang kedua, kondisi di Jiangnan tidak baik-baik saja. Mengingat sudah ada banyak pasukan yang pergi ke Jiangnan tetapi Jenderal Wei masih meminta pasukan tambahan, maka besar kemungkinannya bahwa ada banyak prajurit yang gugur kali ini!
Baili Qing Shi, "Da Ge, kalau boleh tahu, kapan bala bantuan yang diminta oleh Yifu-ku akan segera diberangkatkan ke Jiangnan?"
"Kaisar belum memberikan persetujuannya. Departemen Pertahanan sudah mengirimkan petisi darurat ini, tapi Kaisar masih belum bereaksi. Kemungkinan besar alasannya adalah keamanan ibukota Luoyang. Ibukota harus selalu aman, jadi harus selalu ada pasukan yang menjaga." Ujar Liu Qianfan.
Baili Qing Shi tampak sedang merenung, dia diam dan tidak mengatakan apapun selama beberapa menit. Hingga kemudian dia dengan ekspresi muram berkata, "Ada banyak sekali pasukan di bawah segel Kaisar, dari kantor militer ibukota saja ada ratusan ribu tentara yang terdaftar. Selain itu, kondisi di ibukota tidaklah terlalu parah." Jari-jari Baili Qing Shi yang ramping mengetuk meja,"Tapi melihat Yifu sampai meminta bala bantuan, pastilah kondisi di perbatasan tidak cukup baik."
Marquis Liu mengangguk setuju, "Itu benar. Setahuku, Jenderal Wei Juni-o-r adalah Jenderal yang enggan meminta bantuan jika dia tidak benar-benar membutuhkannya. Selama ini, dia selalu berperang dengan lancar, dan membawa kemenangan mutlak bagi Tang Agung. Dan ini adalah kali pertama bala bantuan atas nama Jenderal Wei Juni-o-r ada di meja kerjaku."
"Da Ge, aku mau meminta bantuanmu sekali lagi." Baili Qing Shi dengan bersungguh-sungguh mengatakan hal ini.
*_
Jiangnan, perbatasan Tang Agung dan Dong Yang.
Genjatan senjata dan serangan secara tiba-tiba yang terjadi empat hari yang lalu itu akhirnya memasuki fase yang tidak lagi bisa dikatakan sebagai fase yang berbahaya.
Berkat pasukan di bawah token Jenderal Wei Xiao Yue, pasukan penjajah berhasil diredam. Setidaknya, tentara militer Tang Agung bisa sedikit menghela napas.
Wei Xiao Yue dengan terburu-buru mencambuk kudanya ke arah kamp militer. Diikuti oleh Ouyang Yuze dan Lin Bo, Wei Xiao Yue yang baru saja kembali dari situasi hidup dan mati terlihat sangat marah. Dia biasanya akan tersenyum pada prajurit-prajurit yang memberi hormat padanya. Tapi kini berbeda, wajah tampan yang penuh dengan noda hitam bekas asap terlihat benar-benar menakutkan.
Dengan langkah kaki cepat, Wei Xiao Yue berjalan memasuki tenda. Kasim Yan yang berdiri dan baru saja akan mengumumkan kedatangan Jenderal Wei Juni-o-r itu tiba-tiba membisu, kata-katanya tersendat di tenggorokannya.
Wei Xiao Yue masuk dan melihat sang pewaris tahta, Putra Mahkota Li Jin tampak duduk dengan santai dan bermain catur dengan salah satu bawahannya.
"Jenderal, kau akhirnya kembali." Kata Li Jin dengan senyuman merekah di wajahnya
Wei Xiao Yue lantas tidak membalas senyuman itu. Dia bahkan tidak membungkuk untuk memberi hormat pada Li Jin. Sebaliknya, dia langsung menendang meja tempat papan catur Li Jin berada. Bidak catur, hitam dan putih, bertebaran di lantai.
Li Jin tampak sangat terkejut dengan kejadian ini. Selama beberapa detik dia diam dan tidak bereaksi. Hingga akhirnya dia sadar, bahwa Jenderal Wei Xiao Yue telah bersikap benar-benar terlalu berani padanya!
"Kau!" Li Jin meraung, "Beraninya kau berbuat seperti ini padaku?! Aku adalah pewaris tahta dan calon Kaisar, aku…"
"Lalu kenapa?! Jika orang seperti Yang Mulia memimpin Tang, maka nama 'Tang Agung' hanya akan hilang dari sejarah!" Wei Xiao Yue mencibir, "Di hari kau mengadakan jamuan, para petinggi militer mabuk dan tidak bangun di keesokan harinya. Saat itu Dong Yang menyerang! Dan apa kau tahu, berapa banyak nyawa prajurit kita yang melayang!!!"
Wei Xiao Yue melihat sejumlah prajurit terlihat ragu-ragu. Para pengawal yang bertugas mengawal Putra Mahkota juga tidak berani berbuat gegabah.
"Kau akan menyesal atas perbuatanmu!" Li Jin membelalakkan matanya.
Wei Xiao Yue menyeringai, "Surat meminta bala bantuan telah dikirim ke Luoyang, Yang Mulia, coba Yang Mulia pikirkan, kira-kira apa yang akan Yang Mulia Kaisar pikiran tentangmu saat ini?!" Wei Xiao Yue melanjutkan, "Ada banyak Wangye di istana. Keturunan Kaisar bukan hanya kau saja. Selama singgasana naga belum kau duduki, maka pewaris tahta masih bisa berubah. Dan juga, melihat bagaimana kinerja Putra Mahkota di medan perang, alih-alih membantu rakyat, dia malah memperkeruh keadaan. Yang Mulia silahkan pikirkan bagaimana cara menghadapi Yang Mulia Kaisar."
Setelah mengatakan hal tak terduga itu, Jenderal Wei Junior pergi dari tenda Putra Mahkota. Di depan wajah Kasim Yan dia mendengus,"Dia bermain catur saat kami berjuang! Hmmph!"
Kasim Yan, "….."
Untuk pertama kalinya, Putra Mahkota Li Jin diperlukan seperti itu oleh seorang rakyat. Ya, Jenderal Wei benar-benar telah membuat amarahnya mendidih.
"Tunggu dan lihat saja, saat aku menjadi Kaisar nanti, dia adalah orang pertama yang akan aku cari!" Li Jin melempar semua barang-barangnya ke lantai dan berkata, "Dia telah berani memperlakukan aku seperti ini! Aku tentu saja akan melaporkannya pada Fu Huang."
Salah satu orang Li Jin yang berdiri di sudut ruangan, yang sedari tadi diam seperti patung kayu yang bodoh akhirnya bersuara, "Yang Mulia, jika Yang Mulia melaporkan hal ini pada Kaisar, maka yang akan merugi adalah Yang Mulia sendiri. Tolong Yang Mulia untuk menahan amarah Yang Mulia." Orang itu melanjutkan ucapannya setelah jeda sejenak, "Kaisar bahkan tidak menghukum dan tidak berani menyentuh Jenderal Wei Juni-o-r karena dia memiliki sesuatu yang besar."
'Sesuatu yang besar', yang dimaksudkan oleh orang Li Jin itu tentu saja adalah token militer milik Wei Xiao Yue. Mustahil bagi Wei Xiao Yue, yang hanya seorang Jenderal muda, bisa memperlakukan seorang pewaris tahta seperti itu, bahkan membuat Kaisar negeri Tang segan padanya.
Keluar dari tenda Putra Mahkota, Wei Xiao Yue tidak lantas pergi untuk beristirahat. Kali ini dia tengah berada di tanah lapang di depan tenda. Itu adalah ruangan terbuka.
Ouyang Yuze yang berdiri di samping Wei Xiao Yue tidak bisa tidak mengerutkan keningnya, "Apa yang akan kau lakukan? Dan juga, perlakuanmu pada Putra Mahkota tadi…." Ouyang Yuze menelan ludahnya, jakunnya bergerak saat dia berkata,"Apa kau tidak kelewatan batas?"
Wei Xiao Yue tidak menoleh atau menggerakkan kepalanya saat dia menjawab pertanyaan dari Wakilnya, Ouyang Yuze, fitur samping wajahnya terlihat sempurna, "Hmmph, ini adalah kali pertama aku kehilangan banyak pasukan! Walau jumlah pasukan dari istana yang lebih banyak menjadi korban, tapi pasukan di bawah token keluarga Wei juga banyak yang menderita! Nyawa ribuan prajurit melayang gara-gara Putra Mahkota sialan itu! Aku hanya menyesali sesuatu…"
Ouyang Yuze sedikit ketakutan, "Apa itu?"
Wei Xiao Yue menoleh ke arah 'Ouyang tidak berguna' dan tersenyum cerah, "Aku menyesal karena tidak menendang 'barang burungnya'"
Ouyang Yuze, "….."
Lin Bo tiba-tiba datang dengan beberapa kepala devisi. Ya, dalam sebuah pasukan, akan ada beberapa kepala devisi yang memiliki tugas-tugas yang berbeda.
"Jenderal, aku membawa mereka semua." Kata Lin Bo.
Di waktu yang bersamaan, ketiga Jenderal dari tiga suku juga tiba. Ekspresi wajah mereka sama jeleknya. Melihat sesuatu yang menarik akan terjadi, Jenderal suku Barbar, Zhao Shiming tidak bisa tidak bertanya, "Jenderal, apa yang akan Jenderal lakukan?"
Wei Xiao Yue tersenyum, "Melakukan sedikit pemanasan untuk meredakan mabuk mereka."