POV Putri Aku melekuk senyum dengan wajah kubuat seceria mungkin, lalu melangkah pelan menuju rumah. Hatiku seperti dicabik-cabik. Dari lubuk hati terdalam, aku tak ingin berpisah, tapi teringat perbuatan Om Redi terakhir kali aku ngeri. Juga ia meminta rujuk karena desakan ibu, bukan kemauan sendiri. Aku menoleh memandang ke arah Om Redi yang terdiam tak percaya, segera kudorong pintu hingga membuka kemudian menutupnya, aku bersandar di pintu dan meletakkan tangan di wajah saat mendengar deruman mobil yang semakin menjauh. Air mata tanpa bisa dicegah merangsek turun. Seperti ada sebagian dalam diriku yang hilang. Tarik napas, buang. Sudahlah. Belajar bersahabat dengan lara mungkin yang terbaik, karena hubungan yang dipaksakan sama sekali tidak sehat. Ingat baik-baik, Om Redi meminta r