18

1559 Words

Ayah tertawa kecil padaku tapi matanya basah. Ayah menyeka sudut matanya dan kembali tertawa padaku. Lagi-lagi ayah mengusap matanya. Melihat sikap ayah sungguh membuatku tak tega. Ayah, aku berjanji tidak akan membuatmu sedih lagi. Aku berjanji, ayah. "Besok, aku akan ikut ujian dan membuka lembaran baru." Aku memandang ayah. Kami sudah keluar dari rumah Om Redi, kini ayah menggendongku menuju motor. "Benarkah?" Ayah menatapku sangsi. Aku mengangguk kecil. "Iya. Aku akan ikut ujian lalu melanjutkan kuliah di luar kota. Merasakan jatuh cinta, dan cari suami yang aku cintai juga mencintaiku. Cari suami yang baik." Aku berkata sambil menangis. Ayah mengusap pipiku, lalu memelukku erat. "Baiklah. Ayo kita pulang sekarang dan beritahukan berita baik ini pada mamamu." Aku mengangguk. A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD