47

1511 Words

POV Redi "Oooom, mau apa?!" tanyaku dengan jantung semakin mengentak-entak. Aku semakin takut saja saat teringat ucapannya semalam yang mau malak agar bisa memberiku banyak uang. Sungguh aku tak bisa tenang memiliki suami preman sepertinya. "Oooom!" Percuma saja aku teriak karena Om Redi dan Bu Guru kini tak telihat. Aku semakin panik dari waktu ke waktu, menatap ke sana kemari dengan gelisah dan jantung berdetak kencang. Sungguh tak bisa tenang. Setelah cukup lama, Om Redi kembali masuk bersama Bu Guru. Bu Guru tersenyum kecil padaku, sementara Om Redi merogoh saku, mengeluarkan banyak uang seratusan ribu dan menghitungnya, setelah itu meletakkannya di atas kaca bening di mana di bawahnya penuh dengan perhiasan gelang juga kalung yang berkilau-kilau terbias lampu. Si mbak meraih uang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD