48

1583 Words

POV Redi Putri menyeruput teh dengan wajah luar biasa bete. Aku geleng-geleng. Apa sebegitunyakah jika perempuan sedang stres tu? Marah terus bawaannya. Aku jadi pelampiasan kekesalannya. Haaaah, kuhela napas. Begitu makanan diantar, aku langsung santap dengan cepat. Lalu seruput teh di meja. Aku mengernyit saat lihat makanan Putri hanya tersentuh sedikit saja. "Kenapa tak dihabiskan, lah, makanan kau?" "Nggak selera!" sahut dia ketus. Aku senyum canggung pada Bu Guru Putri yang sejak tadi sebentar-sebentar natap kesini. Aku tahu dia, lah. Dia tu dulu tetangga Zain yang rumahnya pernah ditinggali istrinya Tara, tapi aku dan dia tak saling kenal. Zain larang aku ajak dia kenalan karena itu bisa buat Bu guru si Putri takut. Bu Guru paling muda berparas rupawan itu berdiri, dia membayar da

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD