POV Redi Apa jangan-jangan, aku ni kena karma karena pernah bersikap kasar pada Putri, kah? Sepertinya begitu. Aku harus minta maaf ni sepertinya. Maka setelah jalankan salat magrib, aku duduk diam hadap Putri. Di tengah-tengah kami, ada meja kecil sebatas d**a orang dewasa saat duduk. Iqra' terbuka di atas meja. "Kenapa, Om? Sejak tadi mandengin aku seperti itu?" tanyanya lirih, wajahnya yang cantik menggemaskan terlihat salah tingkah. Kuletakkan tangan di meja dekat iqra', bertopang dagu sengaja tatap dia berlama-lama. "Kenapa, sih?" Ia tersenyum malu. "Put, maaf aku sudah kasar pada kau waktu itu, ya? Waktu itu, tu, rasanya dadaku panas seperti mau meledak saja. Bagiku waktu itu, kau pembawa s**l, penghalang kebahagianku dan Nana." Kutatap dia penuh sesal. Dia mengangguk perlahan.