Sadar Diri 2

1095 Words

Meski sudah jam delapan pagi, sisa kabut masih melayang-layang di udara perkebunan. Menyapu pucuk-pucuk daun teh, yang akan meninggalkan jejak embun jika kabut memudar. Pagi itu Akbar mengajak mamanya pergi ke perkebunan. Biar Bu Rista mendapatkan hawa Segar untuk menenangkan pikiran. Ibunya hampir tidak pernah datang ke perkebunan mereka. Apalagi ikut mengurusi usaha. Bu Rista lebih suka janjian dan jalan dengan teman-temannya ke kota. Dengan udara yang masih segar dan fresh, melihat warna hijau yang membentang luas, Akbar berharap pikiran sang mama kembali jernih. "Tangan dan kaki mama masih terasa kebas?" tanya Akbar pada Bu Rista yang duduk di kursi rotan depan kantor, menghadap ke hamparan tanaman teh. "Masih agak berat buat jalan, Bar." "Mama, ingat pesan dokter 'kan? Obat itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD