34

1137 Words

Tatapan Sean begitu kesal ke arah depan. Jawaban Zahra sama sekali tidak mencerminkan wanita sholehah putri dari seorang kyai besar dan terpandang. Zahra juga terdiam, hatinya juga kesal. Pernikahan impiannya seolah akan kandas dalam waktu cepat. "Besok aku harus pergi. Aku ada tugas," ucap Sean lantang. Zahra menoleh ke arah Sean dan menjawab ketus, "Aku ikut. Aku harus ikut." "Aku tidak mungkin membawamu Zahra. Ini tugas ke tempat yang jauh dan sangat beresiko," ucap Sean pada Zahra. "Terus? Kamu mau bawa teman hiburanmu itu?" tanya Zahra ketus. "Teman hiburanku? Siapa yang kamu maksud? Pinka?" tanya Sean tetap terlihat tenang. "Siapa lagi. Jangan -jangan, kamu tidak mau menyentuhku karen ausdah kena pelet, wanita itu? Iya? AKu juga bisa melakukan yang lebih panas dari dia," ucap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD