“Tunggu!” Pintu lift sudah mulai menutup saat Aryan yang berada di dalamnya mendengar teriakan itu. Semua terjadi begitu cepat. Matanya sempat mengernyit melihat seorang gadis berlari kencang dan menerjang masuk, lalu menubruknya dengan sangat keras. Pintu tertutup sempurna, sedang Aryan jatuh terjungkal tertimpa sosok asing yang meringkuk di pelukkannya. Hening, keduanya justru terdiam tanpa berani bergerak dengan jantung berdegup kencang. Nafas terengah gadis itu setelah berlarian menerpa telinga Aryan. Wangi menguar di hidungnya yang nyaris mencium kulit putih leher di hadapannya. Sialnya lagi, gadis itu jatuh terduduk tepat di itunya hingga Aryan tidak berani berkutik. “Apa-apaan, kamu!” bentak Aryan meringis dengan perasaan meremang. “Maaf,” ucapnya buru-buru bangun. Namun, entah