Ethan membalas tatapan kakaknya jengah. Bahkan setelah semua yang Ivan lakukan pada mereka, kakaknya masih saja peduli pada pria b******k satu itu. “Kenapa? Khawatir aku sudah menghabisi nyawa mantan peliharaanmu itu?” lontarnya ketus. “Ethan …” “Apa perlu aku ingatkan lagi, kalau dia yang sudah membunuh mama! Selama ini aku tidak pernah ikut campur urusan pribadimu, biarpun jijik melihatmu mesra dan tinggal bersama pacar priamu itu. Kalau sampai Bang Aryan ingkar dan mengulang kesalahan yang sama, jangan harap mendapat maaf dari kami lagi!” teriak Ethan tidak bisa menahan emosinya. Namun, suara benda jatuh seketika membuat keduanya menoleh kaget. Jantung Aryan mencelos melihat seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri mengintip di depan pintu ruang kerjanya yang sedikit terbuka.