Belum Bisa Menerima

841 Words
Rasanya terlalu cepat saat ini bagi vika untuk memiliki dan mengasuh seorang anak kecil yang sama sekali tidak ia harapkan. Sungguh ,di dalam benak nya kini ia begitu ingin membuang sesuatu yang hidup di dalam diri nya , entah apa yang sedang difikirkan nya . Ia masih ingin bebas bekerja dan menikmati masa mudanya dengan baik . " sial.. kenapa bayi ini harus ada " ucap vika sambil menekan kuat ke arah perut nya yang masih terasa nyeri " kita akan kembali hari ini " ucap Max yang tiba-tiba masuk ke kamar hotel sambil menatap wajah vika yang tampak kusut dan pucat . vika hanya menatap nya malas dan kosong ,rasanya ia tidak siap kalau sekarang harus hidup bersama pria kasar seperti max. " Vika ?" tanya max pelan saat melihat tidak ada reaksi apapun dari gadis itu " Max.. aku tidak bisa ... " ucapan vika terhenti ,ia sadar kalau ia mengucapkan hal yang salah saat ini maka ia akan membangunkan singa yang sedang tertidur . Max pasti akan marah besar padanya , jadi lebih baik ia menahan apa yang sedang ia fikirkan sekarang. " ada apa ?" tanya max lembut " tidak.. aku mual max " ucap vika lirih menatap wajah max yang tersenyum tipis ke arah nya " sabar ya sayang " ucap max lalu mendekati vika . Gadis itu tampak berusaha mencoba membalas senyuman Max menyembunyikan fikiran buruk dari nya . Mereka akhirnya memutuskan Untuk pulang . " hey vika ,kau mau kemana ?" ucap seorang pria mendekati mereka saat vika menunggu max untuk check out . " Joan ? aku harus pulang " ucap vika sambil melirik ke arah Max yang masih sibuk dengan resepsionist " kenapa ? kau takut pacar mu marah ?" tanya Joan dengan nada yang sedikit penasaran " tidak ,dia bukan pacar ku " ucap vika tersenyum " ah.. soal kemarin aku minta maaf pada mu " ucap Joan sambil mengulurkan tangan nya pada vika " kau tidak perlu meminta maaf Joan " ucap vika merasa tidak enak . " kalau begitu ini salam perpisahan , mungkin kita akan bertemu lagi lain kali " Joan langsung menarik tubuh vika mendekati nya dan memeluk gadis itu lembut . Seketika Joan langsung mendapatkan satu pukulan dari max yang tampak beringas . " jangan coba sentuh milikku " ucap max dengan suara yang tinggi sambil menatap ke arah Joan dengan wajah yang marah besar. Joan memegang pipi nya yang sakit lalu tersenyum sinis ke arah Max . " milik mu ? bahkan vika tidak menganggap mu sebagai pacar " ucap Joan memanasi max sembari masih memegang pipi nya yang terasa panas " b******k ! " Max menarik kerah baju Joan dengan erat dan menatap nya " lebih baik kau jangan banyak bicara !" sambung max lagi lalu menarik vika agar menjauhi Joan yang masih setia menatap mereka " Max... lepass..jangan tarik aku!! sakitt " ucap vika sambil meronta saat max mencengkram lengan nya keras membawa nya masuk ke dalam mobil " stay here !" papar max lalu memutar tubuh nya menuju pintu di sebelah vika dengan cepat untuk meninggalkan Joan Setelah max masuk supir juga langsung menjalankan mobil nya menjauhi hotel ,mengantarkan mereka ke bandara . Disepanjang perjalanan hanya ada kebisuan yang tak berarti , tidak ada komunikasi sedikitpun yang keluar dari bibir mereka masing - masing , mereka yakin akan terlihat bodoh kalau bertengkar di hadapan supir saat ini. Setelah beberapa jam berlalu mereka melakukan perjalanan dengan keheningan , akhirnya kini mereka sampai di New York kembali. Max yang masih setia dengan wajah kesal hanya menenteng tas yang di bawa vika tanpa bicara sepatah kata pun disana . Max melajukan mobil ke arah mansion nya . " Max kita mau kemana? aku harus pulang " ucap vika dengan nada cemas dan heran " ya kita akan pulang " ucap max dengan nada dingin " ini bukan jalan ke rumah ku Max " ucap vika sambil melihat ke sisi jalan " Kau akan tinggal dengan ku mulai sekarang !" ucap Max langsung " tapi... " " aku tidak bisa di tolak vika , mengertilah " potong max " egois !! kau pria egois yang hanya bisa merenggut kebahagiaan ku !" teriak vika dengan kesal dan tinggi ke arah Max yang langsung menatap nya tajam " Apa ? " tanya max dengan wajah yang tidak karuan ke arah vika " aku mau pulang ke rumah ku max " ucap vika dengan suara yang semakin tinggi " Tidak !! lagipula barang-barang mu yang penting sudah ku pindah kan ke mansion ku " ucap max benar-benar mendominasi Suara max terdengar serius dan tidak bisa di bantah membuat vika frustasi dan gila. Belum lagi ia masih memikirkan bagaimana diri nya yang tengah mengandung anak dari Max. Ia merasa hidup dan kebebasannya telah di renggut secara paksa oleh max , hal itu lah yang membuat vika merasa masih ragu dan enggan untuk bersama max. Ia sangat takut kalau nanti max kasar dan tidak perduli terhadap nya karna sifatnya yang egois dan mendominasi . Itu sangat membuat vika tidak nyaman ..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD