Jebakan

1083 Words
" Max , tolong menjauh lah " Vika mendorong kembali tubuh yang terasa kekar dan kuat itu dari sisinya dengan cepat . Cup... " Kau !! " Vika mengelap bibirnya dengan cepat dari kecupan Max yang mampu membuat wajah nya merah . " Kau sepertinya benci sekali dengan ku , Padahal kemarin kau sangat liar " Max menggoda Vika yang kembali ingat dengan kejadian gila yang mereka lewati karna paksaan itu . " Kau memberikan aku sesuatu hingga aku seperti itu dan kau memaksa ku Max " Vika menjawab dengan Ketus dan merasakan pelukan hangat Max yang masih ada di dekat tubuh nya . " Kalau begitu ayo lalukan kembali " Ajak Max terdengar konyol , Vika langsung berusaha bangkit dari tempatnya namun Ia kembali jatuh dan terbaring di dalam pelukan pria yang tampak kesepian . " Kau sangat membuat ku risih Max , Apa kau tidak punya bahan lain selain menganggu ku ? " " Tidak , Hanya kau yang membuat ku tertarik " Max mengecup bibir Vika kembali dengan cepat dan melihat perubahan wajah Vika yang tampak tidak senang . " Max please , Aku mau pulang " " Baiklah , Aku akan mengantar mu " Max beringsut dari ranjang serta memasang kancing kemejanya yang terbuka . Vika merapikan rambutnya dan berjalan melewati Max yang masih mengambil kunci mobilnya . Vika tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya saat merasakan Max memeluknya dari belakang dengan erat . Deg Deg Deg suara jantung yang berdetak kencang mungkin disadari oleh Max karna rasanya sangat kuat . " I love you " Max berbisik dengan pelan namun bisa di dengar oleh Vika.Wanita itu melepas pelukan Max dan berpura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan Max . Pria itu menarik nafasnya lalu menatap wajah Vika dengan seksama . " Mulai besok kau tidak akan bisa lepas lagi dari ku , Vika " " Maksud mu ? " " Lihat saja besok " Max berjalan lebih dulu meninggalkan Vika yang masih memikirkan maksud dari perkataan Pria gila itu . " Kau mau pulang atau mau tidur disini ? " Suara Max memecah lamunan Vika hingga ia berjalan mengikuti Max kembali . Disepanjang perjalanan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka masing - masing . Vika melihat ponsel nya bergetar dan melihat pesan kalau Ia di terima bekerja di salah satu perusahaan besar dan besok dia sudah mulai bisa bekerja . " Yes . akhirnya " Max melirik ke arah Vika yang terlihat tertawa dengan senang . " Kenapa ? " " Bukan urusan mu " Vika menjawab dengan ketus namun hal itu tidak membuat Max sakit , karna ia sudah tau isi pesan yang masuk ke ponsel Vika itu . Vika membuka pintu mobil Max saat ia sudah berada di depan rumah nya Namun pria itu kembali menarik lengan nya dan mencium bibirnya . " Selamat tidur " Max menatap wajah Vika yang tampak damai dan cantik , Ia sangat menyukai gadis itu entah sejak kapan dan kenapa hanya saja Ia sangat suka dan tidak bisa berpaling . _____________ Vika memasuki kantor yang cukup besar di New York . Ia melihat sekeliling orang yang sudah tampak rapi dan saling menyapa di sela kesempatan . " Hallo ? Vika ? " Seorang wanita dengan pakaian serba merah mencolok dan wajah yang sangat menor muncul di hadapan Vika . " Iya __ Aku mendapat pesan kalau Aku diterima bekerja disini " Vika melihat ke arah wanita yang terlihat ramah itu langsung mengendusnya seperti kucing yang menciumi makanan . " kau wangi , penampilan mu cukup oke dan ini kontrak mu cepat tanda tangan " Vika melirik ke arah nametag yang terpasang miring di disini kanan nya . " Rania " Vika membacanya dalam hati dan perlahan mengambil kontrak yang di berikan gadis itu . " Ini penanya " Rania memberikan Pena keemasan dengan tinta tebal kepada Vika dan wanita itu langsung menandatangani nya . " Kau tidak membacanya dulu ? " Rania sedikit kesal dengan keteledoran Vika pada hari pertama bekerja . " Ah ya aku lupa " Vika berusaha meraih kembali kontrak itu dari tangan Rania . " Eitss !! Tidak bisa kita sudah sepakat , Ayo ke kantor CEO " Ajak Rania lalu merogoh ponsel nya dari blezer nya serta memencet layar ponsel dengan kuku dengan kutek merah . " Pak , sudah selesai kami sedang kekantor mu " Rania tampak mengangguk pelan dan menutup ponselnya hingga mereka sampai ke depan lift . " lantai 9 " Batin Vika memikirkan gedung yang cukup besar untuk ia menghidupi dirinya sendiri dan berharap semua akan berjalan dengan lancar dan baik . " Masuk lah duluan , Aku harus mengirim email kepada Boss " Rania membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu lalu mendorong Vika masuk ke dalam kantor yang tampak besar dan tertata dengan cukup rapi . " Kau ?? " Max mendekati Vika dengan cepat dan menangkap tubuh gadis itu dan hampir menciumnya . " Aku sudah bilang kan ? Kau tidak akan bisa lari lagi dari ku " Max mengecup Vika yang terdiam tanpa tau apa yang sedang terjadi . " Kau bohong kan kantor ini bukan milikmu kan ? " Vika meneliti wajah Max yang tampan dengan alisnya yang tebal dan bibir sexy yang sudah berapa kali menciumnya itu . " Bohong ? Kau bisa lihat isi kantor ini , foto , nama dan sekarang aku ada disini " Max tersenyum licik ke arah Vika yang merasa lututnya mulai lemas . Ia melihat ke sekeliling kantor dan membuat nya merasa frustasi karna nama yang terpajang memang nama pria gila ini " Kalau begitu aku mengundurkan diri " Tok tok tok ... " Masuk " Max kembali duduk di tempatnya dan melihat Rania memberikan kontrak yang sudah di tandatangani Vika . " Good job " Rania melewati Vika sambil memberi tanda jempol . " Baca kontrak mu " Max melempar buku tebal dengan kontrak yang tersalin disana . " Apa !? Ini gila Kau menjebakku " Vika tidak terima melihat isi kontrak yang sangat mendominasi . Ia tidak bisa berhenti selama Max memecatnya dan harus ikut kemana pun boss serta harus berada di satu ruangan dengan Max . " Lihat bawahnya " Max menunjuk ke kontrak itu dengan senyuman licik " apabila aku melanggar aku akan siap menerima hukuman apapun , Vika melempar surat itu dengan wajah tidak senang . " Duduklah disana , Rania akan datang memberimu pekerjaan " " Dasar b******k !! " Vika membatin dan rasanya sangat ingin menjambak rambut Max yang terlihat cukup lebat
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD