Max tampak menjahili Vika dengan memberikannya tugas yang cukup banyak sejak Rania meninggalkannya untuk bekerja sendiri .
Vika menekuk wajahnya sambil sesekali melirik ke arah Max yang asik di depan komputernya .
Ia melihat Jadwal Max dan langsung berdiri mendekati Max untuk memberitahu boss gilanya itu .
" kau punya pertemuan jam 3 sore ini dengan Mr . Smith "
Max melirik ke arahnya dengan tersenyum miring dan aneh seraya menyusuri tubuh Vika dari atas hingga bawah .
" Sebaiknya kau punya sopan santun nona Vika , Kau harusnya memanggilku dengan sebutan Tuan atau boss "
Cerca Max tidak terima saat vika memanggilnya hanya dengan sebutan kau .
" Kalau kau ingin di panggil tuan , Cari saja sekretaris lain ! "
Vika berdecak kesal karna Max sangat tidak tau diri baginya , Di pecat ? Tidak masalah . Vika malah akan sangat bersyukur jika Max memecatnya .
Max bangkit dari tempat nya dan mendekati Vika yang masih setia berdiri di depannya sembari menatap tajam .
" Kenapa ? Gugup ? "
Tanya Max tiba-tiba saat melihat Vika memundurkan dirinya sembari sedikit bergetar .
Srakk !!
Max menarik kembali tangan Vika yang halus dan memeluknya dengan erat . Rasanya Ia sangat merindukan wanita itu saat ini .
" Aku ingin merasakan tidur dengan mu lagi Vika "
Max berbisik dengan suara tidak pantas di telinga Vika yang berusaha mendorong nya
" Aku buka Jalang Max !! Kau ingin membuat karyawan mu menjadi pemuas nafsu mu setelah kau mengambil seluruh hidup ku ? "
Vika bicara dengan lantang tanpa perduli status Max saat ini seraya mendorong Max menjauhinya .
Max bukannya mundur mendengar itu , Ia malah semakin Agresif dan menaikkan vika di atas meja kerjanya dan langsung mencium bibir vika lebih dalam .
" Eemmm Max ! "
Vika kuat dan cekatan melepas pautan dan cengkraman dari Max dan menampar pria itu dengan keras .
Max memalingkan wajah nya seraya merasa panas di pipinya .
" Apa segitu bencinya kau dengan ku Vika ? "
Max menatap nya dengan tatapan serius dan kecewa , Ia mulai mencintai Vika dan merasa sesuatu yang besar di dalam dirinya hadir begitu saja .
" Ya , Aku sangat membenci mu ! "
Vika bicara dengan setengah serius dan tidak Yakin . Ia merasa sesekali berdebar saat di dekat Max sekaligus sakit saat ingat kejadian yang sudah di lakukan Max terhadapnya .
" Baiklah , Aku akan mencoba menjauhi mu "
Max mundur kebelakang dan merasa sangat kecewa karna perasaan yang ia miliki untuk Vika di tolak mentah-mentah .
Vika turun dari meja dan berjalan untuk menuju meja kerjanya . Max tiba-tiba memutar tubuhnya kembali dan menatap Vika sejenak .
" Nanti siapkan berkas dan ikut dengan ku untuk bertemu Mr. Smith "
Max hanya mengucapkan itu lalu langsung keluar dari kantor tanpa menunggu persetujuan Vika .
_________
Sore harinya sekitar setengah jam sebelum pertemuan Max kembali ke kantor dan masuk untuk melihat Vika yang sudah siap dengan berkas nya .
" Max ini _________
" Sudah aku bilang kan ? Panggil aku Tuan atau pak atau boss ! "
Max memotong ucapan Vika yang langsung menelan salivanya kuat lalu mengambil berkas yang ada di tangan Vika .
" Cepat ikut aku , Aku tidak ingin terlambat ! "
Max kembali ke meja nya untuk mengambil sesuatu lalu keluar tanpa memperdulikan Vika yang masih bingung dengan perubahan sikap Max terhadapnya .
Sepanjang perjalanan , Mereka hanya diam dalam kecanggungan , Tidak ada basa - basi ataupun godaan dari Max terhadap Vika .
Sesampainya di tempat pertemuan , Max langsung turun dari mobilnya dan membiarkan Vika yang bergerak cepat untuk menyeimbangkan dirinya .
" Hallo Mr.Smith "
Max menjabat tangan pria setengah baya itu dengan cepat dan tersenyum ke arah nya .
Vika ikut berjabat tangan dan mendapat pandangan m***m ke arahnya .
Sangat tidak mengenakkan saat menerima pandangan itu .
Mereka mulai berbincang dan membicarakan hal lain dulu sebelum masuk ke pokok pembahasan inti .
Sesekali Mr.Smith terus menatap Vika dengan intim di sekitar dadanya . Max mulai sedikit terganggu dan risih saat melihat Pria tua bangka itu masih saja tampak m***m dengan sekretarisnya .
" Mr. Smith .. Apa mata anda sudah rusak ? "
Tanya Max tiba-tiba membuat pria itu menoleh ke arahnya setelah puas memandangi d**a Vika dengan menelan salivanya .
" maksud mu ? "
" Apa kau suka sekali memandangi d**a sekretaris ku ? "
Mendengar itu Vika merasa tenang , Karna ternyata Max tau apa yang sedang ia fikirkan sejak tadi . Ia tidak nyaman saat seseorang memandangnya dengan tatapan m***m seperti itu
" Jangan kurang ajar anda Max "
" Kau yang kurang ajar tua bangka "
Bugg !!!!
Max langsung meninju wajah pria itu dengan sekali hantam dan langsung membuat darah mengalir di sekitar hidung nya .
" b******k "
Mr.Smith mengumpat dan mendekati Max untuk membalasnya hingga Max juga mendapat satu pukulan keras di bibirnya .
" Max .. Sudah jangan lakukan , Kita pergi saja dari sini "
Vika memeluk Max dengan erat agar pria itu tidak lebih gegabah untuk melakukan tindakan konyol karna dirinya .
" perjanjian kita batal , Aku akan menarik semua investasi ku dari perusahaan mu ! "
Max merasakan Vika menariknya untuk segera menjauhi pria yang masih tampak kesakitan itu
" Ahh.. Lepas "
Max meronta dan bicara kasar dengan Vika lalu masuk ke dalam mobil .
Ia kembali menjalankan mobilnya setelah Vika masuk ke sana seraya melonggarkan dasi nya yang terasa mencengkram lehernya .
" Aku antar kau pulang "
Max menjalankan mobilnya ke arah rumah Vika dengan segera .
" Turunlah dulu , Aku akan mengobati luka mu "
Pinta Vika saat berada di depan rumah nya
" Sejak kapan kau peduli dengan ku "
Cerca Max tidak menoleh ke arah gadis itu
" Please "
Mendengar itu Max turun dari mobilnya , Vika tersenyum kecil karna Max akhirnya mau menerima bantuannya .
Vika mengambil obat - obatan dan air hangat untuk membersihkan luka pada Max yang tampak mengkhawatirkan .
" Mendekatlah "
Max mengulum sedikit bibirnya dan mendekat ke arah Vika yang langsung membersihkan lukanya terlebih dahulu lalu memberikan obat dengan baik .
Sedikit perih namun Max menahannya karna bisa melihat wajah cantik Vika dari dekat seperti ini .
Bibir merah merekah dan kancing pakaian Vika tampak memancing gairah nya . Max menelan salivanya sambil menatap wajah Vika lebih dekat .
" Sudah "
Vika menoleh ke arah Max yang sedang menatap nya dan membuat Ia terhenti dan langsung bertatapan sejenak .
" Hm...aku tidak bisa tahan "
Max menjatuhkan kotak P3K dan menarik kepala Vika dan langsing menciumnya dengan buas. ia melilitkan lidah mereka sembari memperdalam ciuman .
Vika perlahan membalas ciuman Max yang membuat nya melayang bagai di surga . merasakan itu Max langsung menarik Vika dan membawanya ke kamar .
" Ahhh Max sssttthhhh "
Vika mendesis saat Math mencium dan menggigit lehernya .
Max menduduk kan Vika di atasnya sembari melepas atasan yang masih terpasang di tubuh wanita itu sambil mencium nya terus menerus .
" Max .. "
" Nikmatilah Sayang "
Max kini menarik bawahan yang tampak mengganggu nya lalu , Ia ikut melepaskan seluruh pakaian nya dengan cepat lalu segera menindih Vika .
" Ahh.. Max Perih "
Max menarik miliknya saat wanita itu berteriak dan memainkan lidah nya di sudut k******s vika hingga wanita itu bergetar hebat .
" Ahh , max cepat "
" Sabar sayang "
Max masih ingin membuat Vika mengharapkan nya untuk segera masuk .
" Ah.. Cepat b******k ! "
Max tersenyum menang dan langsung menuntun miliknya di depan organ intim Vika , Wanita itu membuka lebar pahanya untuk meminta segera di puas kan
" Ahhh.. Max "
Vika memegang dadanya dan meremas dengan kuat Saat Max mulai memompa nya dengan Kuat dan cepat
" Ahh.. Faster ! " .
Max geram dan langsung memompa dengan lebih cepat hingga merasakan milik Vika ketat mencengkram miliknya .
" ahh.. s**t "
Vika menarik leher max untuk mencium bibir nya dan merasakan sesuatu menghangat di rahim nya.
" Ahh.. "
Max menyeka keringatnya dan kembali saling berciuman .
" kau liar sayang "
Vika terdiam sambil mengatur nafas nya yang terasa sangat berat dan cepat .
Max merasakan miliknya kembali menegang kuat hingga ia kembali mendekati Vika .
" Sekarang kau di atas "
Max menarik vika yang belum menyetujuinya untuk segera duduk dan memasukkan kembali miliknya .
Tidak ada penolakan dari Vika , Ia juga mulai menikmatinya dan menggerakkan dengan gerakan bodoh dan tidak berpengalaman .
mereka kembali mendesah mengigit dan terus meraih puncak nya hingga merasa benar -benar puas .