Tidak ada penolakan

1437 Words
Max tampak menjahili Vika dengan memberikannya tugas yang cukup banyak sejak Rania meninggalkannya untuk bekerja sendiri . Vika menekuk wajahnya sambil sesekali melirik ke arah Max yang asik di depan komputernya . Ia melihat Jadwal Max dan langsung berdiri mendekati Max untuk memberitahu boss gilanya itu . " kau punya pertemuan jam 3 sore ini dengan Mr . Smith " Max melirik ke arahnya dengan tersenyum miring dan aneh seraya menyusuri tubuh Vika dari atas hingga bawah . " Sebaiknya kau punya sopan santun nona Vika , Kau harusnya memanggilku dengan sebutan Tuan atau boss " Cerca Max tidak terima saat vika memanggilnya hanya dengan sebutan kau . " Kalau kau ingin di panggil tuan , Cari saja sekretaris lain ! " Vika berdecak kesal karna Max sangat tidak tau diri baginya , Di pecat ? Tidak masalah . Vika malah akan sangat bersyukur jika Max memecatnya . Max bangkit dari tempat nya dan mendekati Vika yang masih setia berdiri di depannya sembari menatap tajam . " Kenapa ? Gugup ? " Tanya Max tiba-tiba saat melihat Vika memundurkan dirinya sembari sedikit bergetar . Srakk !! Max menarik kembali tangan Vika yang halus dan memeluknya dengan erat . Rasanya Ia sangat merindukan wanita itu saat ini . " Aku ingin merasakan tidur dengan mu lagi Vika " Max berbisik dengan suara tidak pantas di telinga Vika yang berusaha mendorong nya " Aku buka Jalang Max !! Kau ingin membuat karyawan mu menjadi pemuas nafsu mu setelah kau mengambil seluruh hidup ku ? " Vika bicara dengan lantang tanpa perduli status Max saat ini seraya mendorong Max menjauhinya . Max bukannya mundur mendengar itu , Ia malah semakin Agresif dan menaikkan vika di atas meja kerjanya dan langsung mencium bibir vika lebih dalam . " Eemmm Max ! " Vika kuat dan cekatan melepas pautan dan cengkraman dari Max dan menampar pria itu dengan keras . Max memalingkan wajah nya seraya merasa panas di pipinya . " Apa segitu bencinya kau dengan ku Vika ? " Max menatap nya dengan tatapan serius dan kecewa , Ia mulai mencintai Vika dan merasa sesuatu yang besar di dalam dirinya hadir begitu saja . " Ya , Aku sangat membenci mu ! " Vika bicara dengan setengah serius dan tidak Yakin . Ia merasa sesekali berdebar saat di dekat Max sekaligus sakit saat ingat kejadian yang sudah di lakukan Max terhadapnya . " Baiklah , Aku akan mencoba menjauhi mu " Max mundur kebelakang dan merasa sangat kecewa karna perasaan yang ia miliki untuk Vika di tolak mentah-mentah . Vika turun dari meja dan berjalan untuk menuju meja kerjanya . Max tiba-tiba memutar tubuhnya kembali dan menatap Vika sejenak . " Nanti siapkan berkas dan ikut dengan ku untuk bertemu Mr. Smith " Max hanya mengucapkan itu lalu langsung keluar dari kantor tanpa menunggu persetujuan Vika . _________ Sore harinya sekitar setengah jam sebelum pertemuan Max kembali ke kantor dan masuk untuk melihat Vika yang sudah siap dengan berkas nya . " Max ini _________ " Sudah aku bilang kan ? Panggil aku Tuan atau pak atau boss ! " Max memotong ucapan Vika yang langsung menelan salivanya kuat lalu mengambil berkas yang ada di tangan Vika . " Cepat ikut aku , Aku tidak ingin terlambat ! " Max kembali ke meja nya untuk mengambil sesuatu lalu keluar tanpa memperdulikan Vika yang masih bingung dengan perubahan sikap Max terhadapnya . Sepanjang perjalanan , Mereka hanya diam dalam kecanggungan , Tidak ada basa - basi ataupun godaan dari Max terhadap Vika . Sesampainya di tempat pertemuan , Max langsung turun dari mobilnya dan membiarkan Vika yang bergerak cepat untuk menyeimbangkan dirinya . " Hallo Mr.Smith " Max menjabat tangan pria setengah baya itu dengan cepat dan tersenyum ke arah nya . Vika ikut berjabat tangan dan mendapat pandangan m***m ke arahnya . Sangat tidak mengenakkan saat menerima pandangan itu . Mereka mulai berbincang dan membicarakan hal lain dulu sebelum masuk ke pokok pembahasan inti . Sesekali Mr.Smith terus menatap Vika dengan intim di sekitar dadanya . Max mulai sedikit terganggu dan risih saat melihat Pria tua bangka itu masih saja tampak m***m dengan sekretarisnya . " Mr. Smith .. Apa mata anda sudah rusak ? " Tanya Max tiba-tiba membuat pria itu menoleh ke arahnya setelah puas memandangi d**a Vika dengan menelan salivanya . " maksud mu ? " " Apa kau suka sekali memandangi d**a sekretaris ku ? " Mendengar itu Vika merasa tenang , Karna ternyata Max tau apa yang sedang ia fikirkan sejak tadi . Ia tidak nyaman saat seseorang memandangnya dengan tatapan m***m seperti itu " Jangan kurang ajar anda Max " " Kau yang kurang ajar tua bangka " Bugg !!!! Max langsung meninju wajah pria itu dengan sekali hantam dan langsung membuat darah mengalir di sekitar hidung nya . " b******k " Mr.Smith mengumpat dan mendekati Max untuk membalasnya hingga Max juga mendapat satu pukulan keras di bibirnya . " Max .. Sudah jangan lakukan , Kita pergi saja dari sini " Vika memeluk Max dengan erat agar pria itu tidak lebih gegabah untuk melakukan tindakan konyol karna dirinya . " perjanjian kita batal , Aku akan menarik semua investasi ku dari perusahaan mu ! " Max merasakan Vika menariknya untuk segera menjauhi pria yang masih tampak kesakitan itu " Ahh.. Lepas " Max meronta dan bicara kasar dengan Vika lalu masuk ke dalam mobil . Ia kembali menjalankan mobilnya setelah Vika masuk ke sana seraya melonggarkan dasi nya yang terasa mencengkram lehernya . " Aku antar kau pulang " Max menjalankan mobilnya ke arah rumah Vika dengan segera . " Turunlah dulu , Aku akan mengobati luka mu " Pinta Vika saat berada di depan rumah nya " Sejak kapan kau peduli dengan ku " Cerca Max tidak menoleh ke arah gadis itu " Please " Mendengar itu Max turun dari mobilnya , Vika tersenyum kecil karna Max akhirnya mau menerima bantuannya . Vika mengambil obat - obatan dan air hangat untuk membersihkan luka pada Max yang tampak mengkhawatirkan . " Mendekatlah " Max mengulum sedikit bibirnya dan mendekat ke arah Vika yang langsung membersihkan lukanya terlebih dahulu lalu memberikan obat dengan baik . Sedikit perih namun Max menahannya karna bisa melihat wajah cantik Vika dari dekat seperti ini . Bibir merah merekah dan kancing pakaian Vika tampak memancing gairah nya . Max menelan salivanya sambil menatap wajah Vika lebih dekat . " Sudah " Vika menoleh ke arah Max yang sedang menatap nya dan membuat Ia terhenti dan langsung bertatapan sejenak . " Hm...aku tidak bisa tahan " Max menjatuhkan kotak P3K dan menarik kepala Vika dan langsing menciumnya dengan buas. ia melilitkan lidah mereka sembari memperdalam ciuman . Vika perlahan membalas ciuman Max yang membuat nya melayang bagai di surga . merasakan itu Max langsung menarik Vika dan membawanya ke kamar . " Ahhh Max sssttthhhh " Vika mendesis saat Math mencium dan menggigit lehernya . Max menduduk kan Vika di atasnya sembari melepas atasan yang masih terpasang di tubuh wanita itu sambil mencium nya terus menerus . " Max .. " " Nikmatilah Sayang " Max kini menarik bawahan yang tampak mengganggu nya lalu , Ia ikut melepaskan seluruh pakaian nya dengan cepat lalu segera menindih Vika . " Ahh.. Max Perih " Max menarik miliknya saat wanita itu berteriak dan memainkan lidah nya di sudut k******s vika hingga wanita itu bergetar hebat . " Ahh , max cepat " " Sabar sayang " Max masih ingin membuat Vika mengharapkan nya untuk segera masuk . " Ah.. Cepat b******k ! " Max tersenyum menang dan langsung menuntun miliknya di depan organ intim Vika , Wanita itu membuka lebar pahanya untuk meminta segera di puas kan " Ahhh.. Max " Vika memegang dadanya dan meremas dengan kuat Saat Max mulai memompa nya dengan Kuat dan cepat " Ahh.. Faster ! " . Max geram dan langsung memompa dengan lebih cepat hingga merasakan milik Vika ketat mencengkram miliknya . " ahh.. s**t " Vika menarik leher max untuk mencium bibir nya dan merasakan sesuatu menghangat di rahim nya. " Ahh.. " Max menyeka keringatnya dan kembali saling berciuman . " kau liar sayang " Vika terdiam sambil mengatur nafas nya yang terasa sangat berat dan cepat . Max merasakan miliknya kembali menegang kuat hingga ia kembali mendekati Vika . " Sekarang kau di atas " Max menarik vika yang belum menyetujuinya untuk segera duduk dan memasukkan kembali miliknya . Tidak ada penolakan dari Vika , Ia juga mulai menikmatinya dan menggerakkan dengan gerakan bodoh dan tidak berpengalaman . mereka kembali mendesah mengigit dan terus meraih puncak nya hingga merasa benar -benar puas .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD