Pria m***m

996 Words
sejak hari itu vika mulai sulit untuk membiasakan dirinya di hadapan max , ia semakin di hujani kata-kata m***m dari max . " kau sedang memikirkan apa sayang ?" tanya max kepada vika yang terlihat melamun di meja kerja nya. " jangan menggoda ku max " papar vika mengigit bibir nya yang kecil " oh ayolah , kau yang sedang menggoda ku dengan bibir itu vika " papar max sambil tersenyum tipis " aku mau makan siang " vik langsung bangkit pergi dari hadapan max yang terus menggodanya . " hey.. Ada yang ingin aku katakan padamu sayang " sergah max dengan seringai m***m nya Vika menoleh malas ke arah pria itu , sebenarnya ia bukan tidak bisa berhadapan dengan max. tapi ia masih malu saat berhadapan dengan max mengingat kejadian malam itu rasanya ia sangat berani dan binal. Ia terus membayang kan max benar-benar membuat nya hampir pingsan dan dia cukup menikmati nya. " kau kemasi barang-barang besok kita berangkat ke swiss 2 minggu " ucap max membuat vika diam dan mendekati max " apa ?? kau mau membuat ku seperti simpanan Bos disini max ?" tanya vika kesal " simpanan ? hey ini masalah pekerjaan kau lupa janji temu ku yang disusun sekretaris lama ku ? lagi pula kau kekasih ku jadi tidak masalah kan ? " ucap max santai sambil menarik tubuh vika mendekati nya " hahh .. !! aku tidak bisa percaya tugas sekretaris seperti ini dan kekasih ? sejak kapan kita menjadi pasangan kekasih ?" tanya vika mencoba untuk polos " sejak kau terlihat nakal tidur dengan ku " balas max berbisik le arah vika " max... sebaik nya kau tidak ucapkan hal itu disini " papar vika malu kepada pria yang semakin mendekati dirinya " jadi kau mau aku ajak pulang sekarang ? atau kita ke hotel saja ? ucap max b*******h secara mendadak melihat vika yang memakai pakaian yang ternyata cukup sexy " jangan gila max , aku bukan kekasih mu " ucap vika masih belum terima kalau seseorang akan merenggut kebebasannya . Baginya memiliki kekasih adalah hal yang paling membuatnya malas , karna ia pasti hidup di dalam aturan tidak penting yang di buat oleh pasangan kita. " jadi kalau tidak pacar lalu kita apa ?" tanya max penasaran vika terdiam tanpa menjawab apapun . ia heran melihat max sangat membuat nya risih . cup... Max mencium bibir vika dengan serangan mendadak , max merengkuh tubuh untuk agar menjadi lebih dekat lagi. " max jangan lakukan itu disini " ucap vika di sela ciuman pria yang sebenarnya menggairahkan tok tok tok Seseorang datang untuk mengganggu keadaan mereka berdua membuat max merasa terganggu . vika segera berlari dan berpindah ke meja kerja nya. " masuk " seru max dari dalam dan merapikan jas nya Seorang pria yang tidak asing masuk ke dalam seraya menatap max aneh . " Xavier ?" seru vika sangat senang melihat pria itu ada di hadapannya " ohh ..apa kita bisa bekerja hari ini ?" ucap max cemburu " yaa tentu saja.. hallo vika kau semakin cantik ya " papar Xavier menggoda gadis itu Max maju dari meja nya lalu mereka bersamalan . " kau bahkan tidak mengelap lipstik di bibirmu " ucap Xavier dengan serangan dadakan yang langsung membuat vika malu . Max memeriksa bibirnya lalu mengelapnya dengan tisu . Ia tidak masalah kalau Xavier yang melihat nya ,karna rival nya ini memang seharusnya melihat itu " aku keluar dulu " ucap vika sambil menutup wajah nya dengan rambut " tidak tidak. kau harus dengarkan ini pekerjaan penting " ucap max kepada vika " max sialan " Batin vika , gadis itu memutar bola mata nya dan membalikkan tubuh menatap max lalu memaksakan senyuman ke arah pria itu " ohh iyaa baik lah pak ,dengan senang hati " ucap vika sambil merapatkan gigi " yaa anda harus senang hati nona vika " timpal max sengaja membuat Xavier cemburu . " baik bisa kita mulai ?" tanya Xavier " oh tentu " balas max beberapa saat mereka tampak membahas segala macam bisnis dari segi aspek , pemasaran dan royalti . tampak sesekali max sengaja menggoda vika di hadapan Xavier membuat pria itu tidak nyaman . " oh ya.. besok aku dan vika akan pergi ke swiss beberapa minggu ,jadi pekerjaan ini aku serah kan pada mu seutuh nya " ucap max si tengah pembicaraan " kau tidak salah ? kau sama saja mempercayakan perusahaan pada rival mu " ucap Xavier menantang " tidak.. Aku tau kau pria sejati yang tau kalau sekarang Vika milikku " Max tersenyum dengan senang dan berhasil membuat jantung Xavir Sakit . " ahh..aku sudah lapar apa ini masih belum selesai ?" potong vika saat itu " tentu saja kami lapar " balas Xavier dan max serentak. Vika memandangi keduanya dengan wajah yang campur aduk sekaligus heran hingga mereka duduk seperti orang yang punya masalah sejak zaman masehi . " ohh apa yang terjadi pada dua manusia ini " batin vika sambil menatap Xavier dan max bergantian Mereka bertingkah seperti anak kecil yang tidak tau tempat. " oh ya .. kau pernah memukul ku kapan aku bisa memukul mu ?" tanya Xavier dengan mulut yang penuh sesak " bagaimana setelah kami pulang dari Swis ? aku tidak mau aset berharga ku lebam " papar max " kau sangat percaya diri " ucap Xavier sedikit ingin belajar menerima bahwa Vika lebih memilih Max yang terkesan b******k dari pada dirinya . Melihat tatapan panas itu , Vika bangkit dan membenarkan rok nya dengan Segera . " aku mau ke toilet dulu " Vika langsung melewati Max dan Xavier dengan cepat membuat mata keduanya menatap diam ke arah vika . " bagaimana bisa mereka harus bekerja di satu tempat dan bagaimana bisa max mengatakan aku kekasih nya pada Xavier " " Ahh.. Aku frustasi " vika terus berkata-kata dalam hatinya sambil mengacak rambutnya di toilet. Rasanya baru kali ini ia frustasi karna pria.satu saja sudah membuatnya gila sekarang harus dua Max dan Xavier .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD