Perkataan Asha berhasil membuat mata Ibu Samran melotot sempurna, karena terkejut mendengar ucapan Asha yang menyatakan bahwa Asha akan mengakhiri pernikahan nya dengan sang putra, sesuai dengan yang diimpikan oleh Ibu Samran selama ini.
"Is it true? Kamu tidak sedang mempermainkan ku?" tanya Ibu Samran ingin memastikan.
"Aku akan mengakhiri pernikahan ku dengan mas Asher, dan untuk menjelaskan nya pada mas Asher, Ibu sendiri yang mengurusnya." Ujar Asha dengan nada dinginnya, merasa tidak perlu juga dirinya harus bersikap lembut pada Ibu Samran.
"Bagus. Sangat bagus, Sayang. Kau memang menantu yang sangat baik, yang begitu sangat mengerti dengan apa yang diinginkan Ibu mertuamu ini." Ujar Ibu Samran dengan penuh kesenangan, membuat Asha yang melihatnya langsung mengalihkan pandangannya karena merasa muak. Ibu Samran bersorak gembira, sambil mengelilingi Asha dengan penuh kesenangan.
"Kamu tidak perlu khawatir masalah Asher nanti, semua akan menjadi urusanku. Aku bisa mengatakan pada Asher dan menjelaskan pada Asher dengan mudah, karena Asher sendiri juga tidak pernah mengharapkan istri miskin sepertimu!" kata Samran tanpa menghentikan langkahnya yang terus mengelilingi Asha sambil mengatakan pada Asha, mengenai jawaban apa yang akan Ibu Samran katakan pada Asher, saat Asher menanyakan keberadaan nya.
Yah, Asher memang tidak pernah menginginkan pernikahannya dengan Ashana, namun Asher selalu menolak saat sang ibu meminta Asher menceraikan Asha, lantaran Asher masih takut kehilangan harta warisan yang yang akan menjadi miliknya seutuhnya. Jadi Asher tidak akan menceraikan Asha sampai Asher benar-benar dinyatakan resmi menjadi ahli waris ayahnya.
Asha yang mendengar pertanyaan Ibu Samran mengenai jawaban tersebut, langsung meloloskan Air mata hangatnya, terasa sangat nyeri di hatinya, saat dirinya tidak bisa menyelamatkan pernikahan nya sesuai dengan harapan ayahnya
"Kira-kira, bagaimana ya reaksi ayah sialmu itu kalau sampai tahu putri tercintanya tidak bisa menjaga wasiatnya untuk mempertahankan Asher sebagai suaminya. Huhhh, pasti kecewa ya, sedih, kecewa, dan tersiksa, apalagi sudah mendapat siksaan dari kubur karena masuk…
"Ibu, cukup! Ibu bisa mengatakan pada Mas Asher aku tidak peduli . Ibu cukup membawa-bawa ayah. cukup! Sekarang tolong lepaskan aku, dan aku akan meninggalkan kota ini tanpa jejak." Kata Asha dengan nada tingginya, serta raut wajah yang terlihat begitu murka, tidak bisa menahan amarah. Asha merasa Ibu mertuanya kali ini benar-benar sangat keterlaluan, dan benar-benar kelewat batas dalam menyakiti hati orang. Asha rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk berlama-lama ada di dekat Ibu mertuanya, dan ingin segera menyudahi telinganya yang terus mendengar kata-kata pedas dari Ibu mertuanya. Ibu Samran yang tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi, tidak merasa tersinggung karena mendengar nada tinggi dari Asha, justru Ibu Samran merasa senang melihat raut wajah kemarahan dari Asha.
"Tenang saja, kamu akan segera pergi dari sini, dan bahkan dengan senang hati akan mengantarmu pergi jauh dari kota ini, sebagai ucapan terima kasih ku karena kamu sudah mau meninggal kan kita ini. Aku mertua yang baik bukan, aku tidak merasa malu mengucapkan terima kasih pada menantu miskin yang tidak aku inginkan. Baik kan aku?" tanya Samran dengan nada meremehkan, membuat hati Asha semakin diselimuti rasa dendam dan melempar lirikan penuh makna yang Ibu Samran sendiri tidak menyadari makna dari lirikan Asha.
"Ibu tidak perlu mengantarkan kepergianku, aku juga tidak butuh kebaikan Ibu." Kata Asha dengan nada dinginnya, terlihat sangat jelas betapa dendamnya Asha pada Samran, yang ternyata malah disambut dengan senyuman sinis dari Ibu Samran.
"Jangan besar kepala kamu. Siapa juga yang ingin mengantarmu, pastinya bodyguard disini yang akan mengantarmu, aku tidak Sudi berdekatan dengan wanita miskin sepertimu, apalagi sampai repot-repot mengantarmu. Memangnya kamu siapa? Ratu bukan, apalagi Cinderella? Sampai aku harus mengantar kepergianmu!" kata Samran dengan kasarnya, namun tidak membuat Asha merasa sakit hati. Asha mulai berdiri dan ingin melangkah keluar dari kamar tersebut agar bisa segera menjauh dari sang Ibu mertua. Baru saja Asha berhasil membawa dua langkahnya dari tempatnya yang semula, Ibu Samran langsung mencekal pergelangan tangan Asha, hingga dengan refleks nya Asha menghentikan langkahnya, tanpa menoleh kebelakang dimana Ibu Samran berada.
"Sebelum kamu melewati CCTV di rumah ini, pakai ini dulu. Aku tidak ingin CCTV ini akan menjadi bukti kejahatan ku."Ujar Ibu Samran dengan nada datarnya, sambil melempar beberapa pakaian yang akan menutupi seluruh tubuh serta wajah Asha agar tidak terlihat jelas di CCTV, saat Asha akan melewati CCTV tersebut. Cerdas juga Ibu Samran, belum juga tahu bagaimana nasibnya, sudah bersiap saja menghilang jejak kepergian Asha dari rumahnya. Tanpa berpikir panjang lagi, Asha langsung memakai pakaian yang diberikan oleh Ibu mertuanya itu dan ternyata benar pakaian tersebut adalah pakaian yang akan menutupi seluruh wajah dan juga tubuhnya hingga tampilan Asha seperti seseorang yang ingin maling di rumah Ibu Samran.
"Pergilah kalau kamu tidak butuh bantuanku untuk mengantarmu keluar dari kota ini." Kata Ibu Samran, mengusir Asha dari rumahnya setelah melihat Asha sudah berhasil menutupi seluruh tubuh dan wajahnya. Tanpa menunggu Samran mengusir untuk yang kedua kalinya, Asha segera membawa langkahnya keluar dari ruang ibu Samran, dan melepaskan pakaiannya setelah jaraknya cukup jauh dari posisi rumah Samran dan bahkan sampai menggantinya dengan pakaian baru.
Ibu Samran yang merasa semua sudah beres mengusir Asha, rasanya hidup
Samran kembali merasa damai, tenang tanpa hambatan apapun. Samran langsung berteriak memanggil seluruh pelayan di rumahnya, dan meminta para pelayan untuk memasak menu spesial sebagai perayaan karena kepergian Asha dari kota itu.
"Pelayan! Pelayan!" teriak Ibu Samran dengan lantangnya, hingga beberapa pelayan datang berhamburan mendekati ibu Samran.
"Iya Nyonya." Ujar mereka dengan serempak nya
"Masak yang banyak, dengan menu yang spesial. Kita bisa makan bersama, aku ingin berbagi kesenangan ku pada kalian. Cepat!" titah Ibu Samran dengan penuh kebahagiaan, yang langsung dipatuhi oleh para pelayannya. Para pelayan di rumah Ibu Samran segera melakukan apa yang diperintahkan majikannya dengan penuh kesenangan, karena mereka akan mendapatkan makanan lezat malam itu. Setelah urusan masak untuk makan malam para pelayan di rumah Ibu Samran, mereka benar-benar menikmati makanan lezat sesuai yang dikatakan oleh Ibu Samran tadi sore. Setelah urusan makan malam yang menyenangkan bagi para pelayan di rumah Ibu Samran selesai, mereka kembali ke tempat masing-masing untuk beristirahat. Begitupun dengan Ibu Samran, Ibu Samran juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh para pelayan di rumahnya, yaitu beristirahat. Ibu Samran merasa, untuk malam itu Ibu Samran akan merasakan tidur yang begitu sangat nyenyak, karena suasana hati Ibu Samran sedang bahagia karena apa yang diinginkan oleh Ibu Samran dalam memisahkan Asha dengan Asher telah terwujud. Baru saja Ibu Samran merasa senang, tiba-tiba ponsel Ibu Samran berdering dan terpampang jelas siapa sih penelepon, yang ternyata tertera nama Asher.
Degh
"Asher. Untuk apa dia menelpon ku, tumben sekali?" tanya Ibu Samran dengan gumaman. Ibu Samran pun menerima panggilan masuk dari Asher dengan ragu-ragu.
"Hallo, Nak." Sapa Ibu Samran dengan penuh kelembutan
"Halo, Ibu. Aku akan pulang besok!" beritahu Asher singkat, namun berhasil membuat Samran terkejut karena mendengar Asher akan pulang dadakan. Yah, sejak ayahnya Asher meninggal, Asher pergi keluar kota untuk menemui kekasihnya yang sudah ia tinggalkan selama menikah dengan Ashana. Asher kembali ke pulang setelah puas bersenang-senang.
"Baiklah, Nak. Ibu akan menunggu kepulanganmu." Kata Samran
"Siapkan kamar khusus di rumah pribadi ku, Bu." Kata Asher lagi sebelum panggilan diakhiri
"Memangnya buat siapa, Nak? Apa kamu akan membawa Lolly kesini juga?" tanya Samran
"Tidak Ibu. Bukan Lolly yang mau aku bawa." Jawab Asher yang berhasil membuat dahi Samran berkerut.