bc

The CEO's Dark Desire

book_age18+
343
FOLLOW
3.5K
READ
revenge
dark
family
arrogant
badboy
boss
tragedy
bxg
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Mengandung konten 21+

Enam tahun lalu, Lira menghancurkan hidup Aksa tanpa penjelasan. Luka itu berhasil mengubah Aksa menjadi seseorang yang berbeda. Kini, Aksa bukan lagi pria yang seperti Lira pikirkan dulu. Aksa adalah pemilik sekaligus CEO perusahaan besar dan punya segalanya.

Ketika takdir mempertemukan mereka kembali, Aksa melihat kesempatan untuk membalas semua yang telah Lira lakukan padanya. Aksa ingin Lira merasakan kehancuran yang sama, ingin melihat wanita itu bertekuk lutut di hadapannya. Tapi semakin ia berusaha mengendalikan Lira, semakin ia kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Hasrat, kemarahan, dan obsesi bercampur menjadi racun yang semakin sulit dikendalikan. Aksa pikir ia bisa memenangkan permainan, tapi bagaimana jika ia sendiri yang terjerat permainan itu?

Bagaimana jika, di balik semua rencana balas dendam, ia justru menyadari bahwa satu-satunya hal yang tidak bisa ia beli dengan kekuasaan adalah hati seorang Lira?

chap-preview
Free preview
Keputusan Pahit
“Lira, apa yang membawamu ke sini?” Pertanyaan penuh ironi yang terlontar dari mulut Aksa menggema di ruang tamu rumah mewahnya. Pria berusia 32 tahun itu berjalan masuk dan melewati Lira yang berdiri mematung di tengah ruangan tanpa menoleh. Hanya ketika ia meletakkan tas kerjanya di sofa lalu berbalik, Aksa baru benar-benar melihat wanita itu. Setelah berjam-jam menunggu, Lira hanya mendapatkan respons dingin dan sinis dari Aksa. Hatinya terasa seperti diremas dari dalam, pecah tanpa suara. Namun, ia tak bisa membiarkan emosi menguasai keadaan. Dengan sisa-sisa ketenangan yang ia genggam erat, Lira berusaha tetap berdiri tegak. “Aku ingin kamu mencabut laporan polisi itu,” ucap Lira akhirnya dengan tegas. Aksa melepaskan jasnya, lalu menyampirkan ke sandaran sofa dengan asal. Sambil berjalan mendekat ke hadapan Lira, Aksa menggulung kemeja putihnya hingga ke siku. “Oh, kenapa aku harus melakukannya?” tanyanya setelah menghentikan langkah. Otot lengannya kini tampak menonjol seiring kedua tangannya terlipat di depan d4d4. Sementara itu, tatapannya terpatri ke wajah Lira. “Karena cuma kamu yang bisa membebaskan Revan,” jawab Lira ragu-ragu. D4d4nya berdebar kencang menunggu reaksi Aksa. Lira tahu Aksa bisa melakukan apa saja, termasuk membuat Revan, suaminya, dipenjara untuk waktu yang lama. Namun, Aksa hanya diam. “Aku akan melakukan apa saja supaya kamu membebaskan Revan,” lanjut Lira memberikan penawaran tanpa pertimbangan. Kalimat terakhir itu membuat Aksa tersenyum kecil. Senyum yang penuh dengan kemenangan. “Apa saja, katamu?” ulangnya dengan nada rendah tapi penuh arti. Lira mengangguk. Matanya mulai diselimuti kabut bening dan suaranya pun terdengar sedikit bergetar. “Apa aku punya pilihan?” Aksa tertawa pelan. Sebuah tawa yang membuat Lira merasa sedang dipermainkan. “Kamu benar, Lira. Kamu memang tidak punya pilihan.” “Apa pun itu, aku akan melakukannya. Tapi, jangan minta aku bercerai dari Revan,” ucap Lira. Iris gelap Aksa menyapu wajah Lira yang pucat dan menelusuri setiap detail dengan sorot tajam. Rambut panjang hitam Lira yang biasanya diikat rapi, sekarang terlihat sedikit berantakan. Sementara itu, lingkaran samar di bawah matanya mengungkapkan betapa lelahnya dia. Kendati demikian, semua itu tidak menggoyahkan rasa iba dalam diri Aksa. “Baiklah, tapi apa kamu yakin mau melakukan apa saja?” Lira menelan ludah, berpikir sejenak, tapi akhirnya ia mengangguk setuju. Aksa adalah pemilik MindSphere sekaligus CEO perusahaan teknologi raksasa tersebut. Perusahaan di mana Revan bekerja. Meskipun Aksa pernah menjadi bagian dari masa lalu Lira yang begitu berarti, nyatanya sekarang pria itu memandang Lira seperti musuh paling berbahaya. Ia bahkan tega memenjarakan Revan dengan tuduhan penggelapan dana perusahaan. “Tolong, jangan minta aku bercerai dari Revan.” Lira mengulangi permintaannya. Bibir Aksa menyunggingkan senyum tipis yang sinis. “Kalau itu maumu, oke.” Ketakutan seketika mencengkeram Lira. Ia tahu betul keputusan untuk mengajukan penawaran ini akan memberi Aksa kesempatan emas membalas apa yang pernah ia lakukan di masa lalu. Pria itu tak akan melewatkan peluang sekecil apa pun. Namun, Lira meneguhkan hati dan berusaha menepis segala kecemasan yang berbisik di benaknya. Apa pun risikonya, ia akan melakukan segalanya demi menyelamatkan Revan. “Kapan kamu akan membebaskan Revan?” Lira bertanya dengan sedikit gugup. Aksa berjalan perlahan. Langkah-langkahnya nyaris tak bersuara di atas lantai marmer yang dingin. Seperti seorang pemburu yang sedang mempermainkan mangsanya, Aksa melangkah mengelilingi Lira dan membuat wanita itu semakin gelisah dengan kehadirannya yang begitu dekat tapi tak tersentuh. Lira berdiri kaku sambil mengepalkan erat kedua tangan di sisi tubuhnya. D4d4 wanita itu tampak naik turun ketika ia berusaha menguasai rasa cemas yang kian menyelimuti. Aksa berhenti tepat di belakangnya. Panas tubuhnya terasa mendekati punggung Lira dan membuat bulu kuduk wanita itu meremang. Aksa tidak menyentuhnya, tapi jaraknya cukup untuk membuat Lira merasa terkurung dalam jebakan yang tak kasatmata. “Aku akan membebaskan suami tercintamu itu setelah kamu melakukan hal yang kuinginkan.” Suara Aksa terdengar seperti racun yang menyusup perlahan ke tubuh Lira. Lira mencoba menelan ludah, tapi tenggorokannya kering. Dengan usaha keras, akhirnya pertanyaannya terlontar. “Apa yang harus kulakukan?” "Lira, kamu tahu pasti apa yang kuinginkan." Suara Aksa terdengar rendah, nyaris seperti bisikan yang merayap di udara. Dengan gerakan lambat, Aksa mencondongkan wajahnya ke samping, hingga bibirnya nyaris menyentuh leher Lira. Napasnya yang hangat menggelitik kulit wanita itu dan menciptakan sensasi yang tak terelakkan. "Aku ingin kamu," lanjutnya dengan suara yang begitu dalam dan berbahaya. Kata-kata itu menerjang Lira seperti badai. Tubuh Lira langsung membeku dan matanya mulai memanas oleh ledakan sakit hati. Lira tahu persis apa yang dimaksud Aksa dan pikiran itu membuatnya merasa seperti terjatuh ke dalam jurang yang tak berujung. “Apa yang kamu minta ini salah,” kata Lira dengan suara bergetar. “Aku sudah menikah. Aku tidak bisa—” “Tidak bisa?” potong Aksa cepat. Ia berjalan ke hadapan Lira, lalu menatap Lira dalam. “Kamu bisa. Kamu hanya tidak mau.” Lira menggigit bibirnya lebih keras, berusaha menjaga kendali atas dirinya sendiri. Namun, Aksa tidak memberinya waktu untuk melawan. Ia mengangkat tangan, menyentuh dagu Lira dengan lembut, dan memaksa wanita itu untuk menatapnya. “Kamu bisa membenciku setelah ini, tapi aku tidak peduli,” lanjut Aksa sambil tangannya masih memegang dagu Lira. Sebelum Lira sempat bereaksi, Aksa mendekat, menundukkan kepala, lalu mencium bibirnya. Ciuman itu tidak lembut dan tidak penuh cinta. Itu adalah ciuman yang menuntut dan sarat akan kekuasaan serta kemarahan. Bahkan ketika Lira berusaha menyudahi, tangan Aksa yang lain berhasil menahan tengkuk wanita itu. Tubuh Lira menegang di tempatnya berdiri. Ia ingin melawan, ingin mendorong Aksa menjauh, tapi tubuhnya terasa seperti kehilangan tenaga. Air matanya jatuh ke pipi. Namun, Aksa mengabaikan semua itu. Aksa mencium Lira dengan intensitas yang menegaskan kendalinya atas wanita itu. Ketika Aksa akhirnya melepaskan ciumannya, ia tetap berada di dekat Lira. Wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajah Lira. “Aku tidak main-main, Lira,” katanya dengan suara rendah yang menusuk jantung Lira. “Jika kamu benar-benar ingin menyelamatkan suamimu, aku ingin kamu menjadi milikku. Seperti dulu.” Lira terisak. Air matanya mengalir semakin deras. “Kamu nggak punya hati, Aksa,” bisiknya dengan suara penuh rasa sakit. Aksa tersenyum tipis. “Mungkin memang tidak. Tapi aku tahu apa yang kuinginkan, dan aku tahu bagaimana cara mendapatkannya.” Lira mengangkat wajahnya perlahan, menatap Aksa dengan kebingungan sekaligus rasa terhina yang mendalam. “Kamu—” “Kalau kamu setuju dengan syaratku, kita tidak akan melakukannya di sini.” potong Aksa, “aku tidak ingin melihat penampilan jelek dan wajah murammu. Besok malam, jam tujuh, datanglah ke hotel Grand Luxe. Pakai sesuatu yang pantas. Aku ingin melihatmu tampil cantik seperti dulu. Dan jangan lupa .…” Aksa mendekatkan wajahnya ke samping wajah Lira, kemudian berbisik, “Bawa dirimu dengan senyuman. Kalau tidak, jangan datang!” Lira hanya bisa menahan isakan dan tidak mampu berkata apa-apa. Aksa melangkah mundur dan tatapannya berubah jadi lebih dingin. “Ini kesempatan terakhirmu, Lira. Kalau kamu tidak datang, aku akan memastikan laporan MindSphere tetap berjalan. Dan suamimu … ya, dia bisa membusuk di penjara.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Oh, My Boss

read
385.0K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
18.2K
bc

Beautiful Pain

read
12.7K
bc

Revenge

read
32.7K
bc

Terjebak Asmara Majikan

read
10.8K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
29.5K
bc

The CEO's Little Wife

read
673.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook