Pertemuan yang Tidak Bisa Dihindari

1313 Words

Pagi itu sinar matahari menembus jendela ruang kerja Aksa dan memantulkan cahaya ke dalam ruangan yang masih dipenuhi sisa kelelahan dari malam sebelumnya. Aksa duduk di di belakang meja dengan wajah kusut meskipun penampilan tampak rapi dan memesona. Satu tangannya memegang telinga cangkir berisi kopi hitam yang masih mengepul sementara tangannya yang lain berada di atas keyboard laptop. Di seberangnya, Tomi duduk dengan ekspresi malas sambil memainkan ponselnya. "Gue nggak ngerti lagi sama lo, Aks," kata Tomi akhirnya, lalu meletakkan ponsel ke meja. "Semalam lo hampir mati di jalan, sekarang lo malah nyuruh gue nyari tempat tinggalnya Lira?" Aksa menatap Tomi tajam. "Gue nggak mau kehilangan dia lagi. Ngerti lo." Tomi menghela napas panjang, lalu menggeleng pelan. "Kemaren-kemaren lo

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD