Sepeninggal Gibran, Falisha tertawa terbahak. Serkan menatapnya bingung. "Kenapa?" Tanyanya heran. Fali menggelengkan kepala seraya tertawa sambil menahan perutnya. "Tapi kok bisa banget ada disini? Loe kesini sama siapa?" Falisha menatap Serkan sambil mengusap airmata tawanya. "Ilker." Jawab Serkan datar. Dia meraih gelas yang belum disentuhnya. "Apa disini gak ada bir?" Ia meletakkan gelas dan berjalan menuju dapur. Mengabaikan pertanyaan Falisha, Serkan berjalan ke arah dapur, membuka lemari es sendiri. "Jangan harap ada minuman disana. Si Santan sama si Iler paling anti isiin makanan." Jawab Falisha. Pintu kamar terbuka. Ilker muncul dengan kaos bola kesukaannya. Handuk kecil bertengger di atas kepalanya. Jelas sekali dia baru selesai mandi. "Jam berapa loe kesini? Bukannya loe a