Setelah melihat istrinya berdiam cukup lama, Kenzo pun berdiri dari duduknya dan memutari ranjang rumah sakit yang ditiduri oleh istrinya.
Kenzo tersenyum tipis saat melihat istrinya tidak tertidur dan masih membuka matanya lebar.
"Aku pikir tidur," gumam Kenzo pelan.
Ara pun hanya terdiam dan memilih untuk memejamkan matanya. Dokter belum menyarankan untuk pulang jadi Ara tidak bisa pulang hari ini. Selain itu Ara juga tidak bisa mengobrol dengan orang lain kecuali suaminya, karena Ara juga melarang mama mertuanya datang karena Ara tidak ingin merepotkan ibu dari suaminya itu.
Kenzo membungkukkan badannya, membiarkan wajahnya berada tepat di depan wajah istrinya yang terpejam itu.
"Apa tidak capek?" Tanya Kenzo yang langsung saja membuat Ara membuka matanya dan terkejut saat melihat wajah suaminya yang sudah ada di depannya itu.
Ara menggerakkan tangannya dan mendorong wajah suaminya menjauh karena kesal, membuat suaminya mundur beberapa langkah hingga terantuk dinding.
"Kamu pikir aku tidak capek? Di sini hanya ada aku dan kamu. Kalau kamu ngajak ribut aku mau bicara sama siapa? Seharusnya kamu membawa ponselku juga tadi, jadi aku bisa tetap diam tanpa harus bicara padamu." Jawab Ara yang langsung saja membuat Kenzo tersenyum lebar saat mendengarnya.
Selain cantik dan juga sexy, istrinya juga sangat lucu. Istrinya tidak bisa mendiami orang disekitarnya, entah orang itu sudah berbuat kesalahan atau tidak, yang pasti istrinya selalu tidak bisa mengabaikan orang-orang disekitarnya. Untuk itu, Kenzo cukup bersyukur karena memiliki istri yang memiliki hati lemah lembut seperti Ara.
"Kamu bisa pakai ponselku dulu kalau mau." Balas Kenzo pelan seraya menyerahkan ponselnya pada istrinya.
"Aku sudah menghilangkan kuncinya, jadi kamu bisa membukanya kapan saja." Lanjut Kenzo yang masih menatap ke arah istrinya yang diam saja itu.
"Aku tidak akan membuka kunci ponselku meskipun kamu membukanya saat ini." Balas Ara yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Kenzo.
"Aku tidak memaksamu untuk melakukan itu, lakukan saja semaumu, asalkan kamu tetap di sisiku." Jawab Kenzo dengan suara pelan.
Ara terdiam, memainkan kedua tangannya dengan gugup, apa suaminya akan marah jika tahu dirinya masih menyimpan foto mantan kekasihnya? Apa Kenzo juga akan marah jika tahu hatinya masih memikirkan laki-laki lain?
"Kamu seharusnya cari tahu masalaluku dulu sebelum memintaku untuk tetap di sisiku." Kata Ara seraya menatap lurus ke arah suaminya.
Kenzo hanya tersenyum tipis, kakinya melangkah mendekati ranjang dan duduk di sisi ranjang dengan gerakan pelan.
"Aku juga memiliki masalalu yang buruk, jadi tidak perlu khawatir. Aku tidak akan pernah mempermasalahkannya nanti. Sebagai gantinya kamu juga tidak boleh mempermasalahkan masalaluku dan jangan pernah mencoba untuk meninggalkanku hanya karena masalaluku." Jawab Kenzo dengan percaya diri.
Setelah dari sini, Kenzo berpikir untuk tidak membuat istrinya terluka ataupun sakit lagi. Kenzo akan memperlakukan istrinya dengan lebih baik lagi nanti.
"Kamu akan keluar rumah saat weekend saja, kita akan keluar seminggu dua kali untuk berbelanja. Kamu tidak boleh keluar jika tidak denganku. Itu aku lakukan agar kamu tidak kabur begitu saja." Kata Kenzo yang langsung saja membuat Ara tersenyum tipis.
"Aku pernah mendengar kata-kata seperti itu, dan aku memilih untuk kabur." Jawab Ara yang langsung saja membuat Kenzo terdiam.
"Meskipun begitu, jangan pergi keluar rumah tanpa diriku. Kalau kamu ingin tinggal di rumah orang tuamu aku akan bilang sama mama papa agar kita bisa tinggal di sana, tapi kamu harus setuju dengan hal itu." Kata Kenzo lagi seraya membujuk istrinya dengan hati-hati.
"Kamu menyamakan diriku dengan orang lain lagi? Aku bisa naik mobil, aku punya uang sendiri, dan yang paling penting aku tidak kekurangan uang. Lalu kenapa aku tidak boleh keluar?" Tanya Ara dengan kesal.
"Karena kamu istriku, tanpa melihat orang lain saja kamu sudah ingin meninggalkanku, bagaimana jika kamu terus keluar dan bertemu laki-laki yang lebih tampan dariku? Kamu pasti akan meninggalkan aku bukan? Jadi sudah aku putuskan kamu tidak akan bisa keluar rumah tanpa aku." Jawab Kenzo dengan cepat dan juga sedikit keras.
"Kalau begitu, berikan aku rumah. Ayo kita tinggal di rumah sendiri agar aku bisa tidur semauku, agar aku bisa menyuruhmu sebisaku, jadi siapkan rumah untukku." Pinta Ara yang langsung saja membuat Kenzo menelan ludahnya kasar.
Selama ini dirinya bekerja dan menghamburkan uang, dari mana dirinya mendapatkan uang sebanyak itu untuk membelikan sebuah rumah untuk istrinya? Wah dirinya benar-benar menyesal sudah hidup seperti itu saat muda. Seharusnya dia hidup seperti Gibran yang sangat anti pada wanita itu, jadi dirinya bisa menyimak semua uangnya seperti laki-laki itu.
"Jangan bilang kamu tidak punya uang?" Tanya Ara saat melihat suaminya terdiam dan berpikir itu.
Kenzo masih terdiam dan menatap ke arah istrinya dengan gugup.
Ara bangun dari tidurnya dengan menatap kesal ke arah suaminya. Ara mengambil bantal dan mengayunkannya ke arah suaminya dengan kesal.
"Kamu mau mengurungkan disaat kamu tidak punya uang? Wah!!! Benar-benar tidak bisa dipercaya. Ayo kita urus surat perceraiannya." Kata Ara dengan sangat kesal.
"Aku bukan tidak punya uang, aku hanya belum memiliki tabungan saja. Tunggu selama setahun, oke? Aku akan membeli rumah untukmu dalam setahun, aku akan bekerja keras siang dan malam untuk mengumpulkan banyak uang. Hem?" Jawab Kenzo sembari membujuk istrinya dengan tangannya yang bergerak memegangi bantal yang ada di tangan istrinya itu.
Ara menggerakkan kepalanya dan menoleh ke arah lain dan tangannya bergerak memegangi kepalanya yang terasa sedikit sakit itu. Bukankah dirinya benar-benar s*al? Niat hati pulang karena ini bertemu dengan Gibran, dan malah terjebak sama temannya yang tidak memiliki kelebihan ini. Tidak apa-apa jika wajahnya jelek tapi punya cukup uang, tapi demi Tuhan, dia bahkan tidak memiliki uang.
"Dulu papaku adalah seorang pembunuh bayaran, bahkan pamanku masih menjalankan pekerjaan kotornya itu. Apa kamu ingin di bunuh mereka?" Tanya Ara dengan sangat kesal.
Kenzo yang mendengarnya pun sedikit terkejut dan takut, bisa-bisanya istrinya mengatakan ingin membunuhnya lewat keluarganya yang lain.
"Jika mereka membunuhku, mereka akan masuk ke penjara." Kata Kenzo dengan suara pelan.
"Aku yakin mereka akan melakukannya jika aku memohon pada mereka." Jawab Ara dengan wajah polos dan juga lelahnya. Lengkap sudah penderitaannya.
Ara juga tidak bisa memilih kembali pada orang tuanya, bagaimanapun juga dirinya sudah banyak menyusahkan kedua orang tuanya itu. Sekarang, dirinya sudah berkeluarga dan tidak mungkin jika dirinya masih mengandalkan keduanya dalam keuangan. Sebenarnya Ara memiliki uang yang lebih cukup di dalam tabungannya, tapi dirinya tidak bisa memakainya untuk saat ini.
"Baiklah, sebagai gantinya aku akan membelikan semua hal yang kamu inginkan saat kita keluar, aku janji akan membelikannya meskipun harganya mahal, tapi kamu harus janji untuk patuh di rumah." Putus Kenzo dengan mencoba untuk mengajak istrinya bernegosiasi.
Tbc