Aku menghela napas panjang, menahan emosi yang seketika mendidih di d**a. "Ya Allah, hari ini sudah cukup melelahkan, kenapa harus bertemu manusia paling menyebalkan seantero bumi ini?" gumamku kesal. Dari balik kemudi, aku memperhatikan situasinya. Raka berdiri di sisi mobilnya dengan wajah kesal, berdebat dengan pengemudi ojol yang tampak kebingungan dan gugup. Pria tua itu berkali-kali membungkuk meminta maaf, sementara Raka menunjuk-nunjuk mobil bagian depannya. Sepertinya hanya lecet sedikit. Sejenak aku ragu, antara ingin segera melaju dan pura-pura tak melihat, atau turun dan memastikan orang tua itu tidak diperlakukan semena-mena. "Huft, kenapa hati kecil ini nggak bisa diam ya?" gumamku lagi, akhirnya aku menepi perlahan ke bahu jalan. Aku turun dari mobil dan berjalan mendek

