Calon Menantu Kesayangan

1430 Words

Setibanya di rumah utama keluarga Wirasatya, aku langsung merasakan aura tegang yang menyelimuti rumah besar itu. Biasanya, rumah ini dipenuhi dengan kehangatan dan tawa, tapi kali ini suasananya sangat berbeda. Mahendra dan aku berjalan menuju ruang keluarga dengan langkah pelan. Dari kejauhan, aku sudah bisa melihat sosok Bu Renata yang duduk di sofa dengan wajah cemberut seperti anak kecil yang sedang ngambek. "Mama," panggil Mahendra dengan suara yang sedikit ragu. "Kami datang." Bu Renata bahkan tidak menoleh. Beliau malah memalingkan wajahnya ke arah berlawanan. "Mama," aku mencoba menyapa dengan nada lembut. "Apa kabar?" Baru saja mendengar suaraku, Bu Renata langsung menoleh dengan mata yang berkaca-kaca. Ekspresi wajahnya berubah 180 derajat—dari cemberut menjadi sangat sedih

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD