Begitu mobil berhenti di depan lobi kantor pusat Elara Group, aku langsung merapikan blazer hitam yang kupakai. Kantor Mahendra berdiri megah di tengah kawasan bisnis paling elit di Jakarta, dengan kaca-kaca besar yang memantulkan cahaya matahari siang ini. Nina turun lebih dulu, diikuti aku dan dua rekan kerja kami dari tim desain interior. Mereka berdua membawa map dan prototype bahan material yang akan kami presentasikan hari ini. “Gila ya, gedungnya tinggi banget. Setiap ke sini aku ngerasa kayak orang kampung masuk kota,” gumam Nina sambil menengadah ke arah logo besar bertuliskan Elara Group di atas lobi. Aku menyikutnya pelan. “Jaga image, pacar pura-pura CEO,” bisikku pelan. “Gak usah diingetin!” bisiknya balik sambil pura-pura senyum ke arah satpam. Kami masuk ke lobi dan la

