Dinner Romantis

1073 Words

Mahendra menuntunku melewati restoran mewah dengan plafon tinggi, lampu kristal, dan pencahayaan hangat. Seorang pelayan menyambut kami. “Selamat malam, Pak Mahendra. Meja Anda sudah siap.” “Terima kasih,” jawabnya singkat. Kami dibawa ke sudut restoran yang tenang, menghadap pemandangan kota Jakarta dari balik jendela besar. Mahendra menarik kursi untukku, lalu duduk di seberang. “Pemandangannya cantik banget,” gumamku. “Aku ingat kamu suka city lights dari ketinggian,” ujarnya. Aku menoleh heran. “Kamu ingat?” “Waktu kita di Singapura, kamu pernah bilang.” Pelayan datang dengan menu. “Pak Mahendra sudah memesan set menu. Ada tambahan?” “Sparkling water, please,” katanya. Aku tersenyum. “Kenapa bukan wine?” “Kamu pernah bilang nggak minum alkohol. Jadi ini gantinya.” Aku menat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD