Chapter 7

1060 Words
“Harry aku mau itu” Ucap Shailine menunjuk sebuah tas dari brand terkenal sembari bergelayut manja pada lengan Harry. “Baiklah” Ucap Harry malas. “Bungkus yang ini” Pintah Harry pada seorang pelayan toko di mall tersebut. Hari ini, Harry benar-benar menemani Shailine berbelanja seperti keinginan Shailine. Ia benar-benar tak bisa menolak dengan alasan apapun pada Shailine. Setelah membayar belanjaan Shailine, mereka kembali berjalan menjelajahi seisi mall. Dan tentu saja mereka menjadi pusat perhatian di sana. Siapa yang tak mengenal Shailine Wallace dan Harry Wallace? Shailine yang merupakan seorang selebritis ternama dan Harry seorang pengusaha muda yang namanya telah melejit naik di dunia perbisnisan, ditambah para pengawal yang berada di sekeliling mereka. “Harry, aku benar-benar risih dengan mereka. Kita jalan berdua saja dan suruh mereka pergi” Ucap Shailine. “Dan seluruh fansmu akan menyerbu kita” Ujar Harry acuh membuat Shailine mengerucutkan bibirnya yang terlihat imut di mata setiap lelaki yang melihatnya, kecuali Harry. “Kau ini selalu berpikir yang tidak-tidak mengenai fansku. Fansku bukan fansmu yang setiap saat selalu menerorku. Padahal kita sepupu, jadi wajar kalau kita dekat” “Aku tak punya fans” “Oh begitu ya” Ucap Shailine kemudian mengutak-atik ponselnya sebentar lalu memperlihatkan sesuatu pada Harry. “Kalau begitu, ini apa?” Sindir Shailine sembari memperlihatkan layar ponselnya pada Harry. ‘HEI b***h STAY f*****g AWAY FROM HARRY!’ ‘YOU DON'T DESERVE TO HARRY!’ ‘ASSHOLE!’ ‘DAMN TO YOU b***h!’ ‘DON’T GO NEAR HARRY!’ ‘DO YOU HAVE A BROTHER COMPLEX? ALL THE TIME YOU ALWAYS STICK TO HARRY!’ ‘b***h!’ ‘JERK’ ‘I CAN RENT A MAN TO YOU SPOILED, SO STAY AWAY FROM HARRY! YOU DON’T FIT TOGETHER!’ ‘f**k!’ Begitulah sedikitnya komentar-komentar dari postingan foto yang di unggah Shailine di akun instagramnya. “Aku tak mengenal mereka” Ujar Harry. “Tentu saja kau tak mengenal mereka. Kau tak pernah peduli terhadap segala makhluk hidup di sekitarmu” Sindir Shailine. “Aku lupa, ternyata ada satu yang menarik perhatianmu. Wanita yang tadi pagi di ruanganmu” Lanjutnya. “Shut up” “Sebenarnya siapa wanita itu? Aku sangat penasaran. Dia jelas cleaning service” Ujar Shailine. “Aku tak ingin membahasnya” “Baiklah kalau kau tak ingin mengatakannya padaku. Aku akan mencari tahu sendiri” Harry hanya menghela nafas mendengar ucapan Shailine yang tak pernah menyerah. Sebenarnya sifat itu juga berada pada dirinya, hanya saja ia menjalankannya di dalam bisnis. Ia sama sekali tak pernah dan tak ingin kalah dalam memenangkan sebuah tender, apalagi itu adalah tender besar yang dapat mendongkrak naik keuntungan dan saham perusahaan. “Oh ya, akhir minggu depan purasahaanmu akan mengadakan acara tahunan ‘kan? Aku akan datang bersama Mommy, Uncle Andrew dan Aunty Grace” Ucap Shailine. “Kau selalu melakukan hal itu setiap tahun jadi tak perlu melapor padaku” “Cukup dengarkan saja kalau begitu. Dari pada menjawabnya dan membuatku kesal” Ucap Shailine “Kita kembali saja, aku sudah tidak mood” Lanjutnya. Tanpa menjawab, Harry langsung mengikuti ucapan Shailine karena Harry tak pernah bisa menolaknya. Lagipula kakinya juga sudah pegal-pegal beberapa jam berjalan menemani Shailine berbelanja. ------- “Hi Ale~” Sapa Luna ketika melihat Alessia baru saja turun kembali dan bersiap-siap membersihkan lobi. Alessia hanya melirik sebentar pada Luna dan kembali melanjutkan kegiatannya. “Ale, akhir minggu depan ada acara tahunan perusahaan dan semua cleaning service diwajibkan untuk tetap di sini hingga acara selesai. Bahkan beberapa dari cleaning service akan merangkap menjadi pelayan. Memang ‘sih acaranya masih minggu depan, tapi aku ingin memberitahumu lebih awal agar kamu dapat mempersiapkan diri lebih awal. Karena setelah selesai bekerja di sini, kamu akan pergi bekerja di club” Jelas Luna yang membuat Alessia menghentikan tugasnya dan langsung menatap wanita itu. “Eh, jangan salah paham dulu. Seorang karyawan di bagian marketing pernah melihatmu bekerja di club sebagai pelayan” Jelas Luna. Mendengar hal tersebut Alessia kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menanggapi ucapan Luna. “Kamu akan ikut acara itu ‘kan? Kamu tenang saja, para cleaning service yang bekerja di hari itu akan diberi bonus lebih” Ungkap Luna sedikit berbisik. “Berapa?” Tanya Alessia. “Aku tak tahu pastinya, aku hanya mendengar sampai situ saja. Karyawan di bagian keuangan bercerita tentang itu kemarin di toilet” Jawab Luna. Tanpa berbicara lagi, Alessia kembali melanjutkan kewajibannya sembari berpikir. Jika ia akan berada di sini akhir minggu depan, itu artinya ia harus meminta izin kepada bosnya di club malam ini. “Eh, aku hampir lupa” Ujar Luna kemudian mulai mengutak-atik mejanya dan mengambil sesuatu. “Ini. tadi ada seseorang yang menitipkannya” Lanjutnya sembari meletakkan sebuah bunga dan amplop di atas meja. Melihat hal itu, Alessia menghampiri meja Luna dan mengambil amplop yang berwarna merah muda tersebut lalu membukanya. ‘Dear, Ale.   Aku harap kamu akan tersenyum hari ini. Karena aku sangat merindukan senyummu yang manis.   Love, K.’ “Oh, hari ini dia datang lagi” Seru Luna sembari memperhatikan seorang wanita yang berjalan memasuki lobi dengan tampilannya yang modis dan cerah, secerah dress berwarna kuning yang ia kenakan sekarang. Shailine Wallace. Tanpa memperdulikan ucapan Luna, Alessia meletakkan surat yang ia baca kembali di atas meja. “Untukmu” Ucap Alessia yang membuat Luna bingung. “Apa?” Tanya Luna. Namun Alessia tak menghiraukannya dan terus melanjutkan pekerjaannya. Hingga sepasang kaki jenjang berhenti tepat di hadapannya. Alessia menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang menghalangi pekerjaannya. “Oh, ternyata benar!” Seru Shailine gembira. “Sudah kuduga kau salah satu cleaning service karena selalu membawa-bawa gerobak itu” Lanjutnya sembari menunjuk troli kebersihan Alessia. Dan hal itu tentu saja mengundang perhatian karyawan yang berlalu-lalang. Seorang bintang entertainment berinteraksi dengan seorang cleaning service. Alessia sama sekali tak mengindahkan ucapan Shailine dan kembali melanjutkan pekerjaannya dengan berpindah posisi ke samping wanita itu. “Hei, aku sedang berbicara denganmu!” Seru Shailine sedikit merajuk karena Alessia menghiraukan ucapannya. Ia pun kembali menghadang jalan Alessia yang lagi-lagi dihindari oleh Alessia dengan berpindah posisi ke arah yang berlawanan dengan Shailine. “Hei!” Kali ini Shailine benar-benar merajuk. Baru kali ini ada orang yang menghiraukan dirinya. “Apa?” Tanya Alessia. Ia benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran Shailine. “Kenapa kau menghiraukanku?” Tanya Shailine sembari melipat kedua tangannya di depan d**a. “Bisakah Anda minggir? Saya sedang bekerja” Ucap Alessia. Dengan sedikit kesal Shailine minggir sedikit dan memperhatikan Alessia yang tengah mengepel lantai. Perlahan senyum di bibirnya terbentuk. Sepertinya ia mengetahui alasan mengapa sepupunya tertarik pada wanita yang kini berada di hadapannya. “Baiklah cal... Ehm maksudku, oh hei aku belum mengetahui namamu. Siapa namamu?” Tanya Shailine, pasalnya saat itu ia belum sempat melihat nama Alessia dan hanya sempat melihat fotonya saja. Namun Alessia tak menanggapi pertanyaannya. “Alessia Wilson, Miss” Sahut Luna, sedikit menguping perbincangan antara Shailine dan Alessia. Ya, walaupun itu tidak terlalu bisa dikatakan sebagai perbincangan karena respon Alessia yang minim. “Oh, thanks Luna” Sahut Shailine. “Baiklah, Alessia. Sampai jumpa lagi” Ucap Shailine kemudian segera beranjak dari tempatnya dengan langkah yang anggun. Sementara Alessia yang masih setia di tempatnya tengah menatap Luna tajam karena telah memberitahu namanya pada orang asing. Luna yang merasakan tatapan tajam dari Alessia segera menghindar dan duduk di kursinya. Berpura-pura sibuk adalah pilihan terbaik saat ini, begitulah pikirnya.    ------- Nah loh, nah loh... Siapa tuh K? Siapa dia? Siapa? :D Love you guys~
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD