Flower

1278 Words
Hari ini Flower akan berangkat ke kantor majalah diraksi, karena pekerjaan Flo memang seorang penulis di salah satu perusahaan majalah terkenal. Dia sangat berbakat dalam hal menulis. Artikelnya selalu ditunggu para pembaca. Karena info yang diberikannya diberikan terbaru. Hari ini Flo harus memberikan artikelnya pagi-pagi. Karena besok sudah harus di cetak. Dan diterbitkan di majalah mingguan. Artikel yang paling tidak disukai adalah yang membahas tentang pembisnis muda manja bernama Josh. Joshua adalah musuh bebuyutannya sejak kecil. Sementara keluarga mereka lebih memilih tinggal keluarga. Namun Flo yang wataknya paling sulit benci cowok yang lembek dan manja seperti Josh. Dulu Joshua kecil cengeng. Flo selalu saja bisa dikalahkan atas tangisannya. Padahal Flo hanya mematikannya perlahan. Tapi Josh pasti akan menangis dan mengadu pada orang tuanya. Jadilah Flo harus di marahi oleh orang tua Flo. Dan itu membuat Flo jadi benci dengan Josh sekarang. Flo selalu membicarakan manja. Anak mami, cengeng dan sebagainya. Sudah lama juga mereka tak bertemu, Flo malah senang senang dan tenang. Flo sampai di kantornya dan langsung duduk dan mengeluarkan flasdisknya. Mulai sedikit. Flo nampak sangat fokus di sana. Sampai tak sadar ada yang memperhatikannya. "Flo." "FLO!" "ASTAGANAGA ...! SETAN KAMPRET! SIAPA YANG NGAGETIN GUE!" Flo terlonjak di sana. Sampai-sampai ia naik ke atas kursi dan mengumpat di sana. Terdengar suara tertawa yang sangat kencang. Flo melihat siapa yang tertawa. Ternyata rekan sukses. Bima. "Anjir lo Bima. Gue hampir jantungan gara-gara lo," maki Flo kesal. Bima semakin tertawa mendengar makian Flo. Flo pun langsung memukul kepala Bima dengan mouse nirkabel yang dipegangnya. Membuat Bima terpekik. "Sakit bego, Flo." "Rasain." "Sialan, lihat." "Bodo." Flo kembali duduk dengan benar dan kembali melanjutkan memperbaiki artikelnya. Bima berdiri di belakang Flo dan memperhatikan Flo yang sedang mengedit. "Flo." "Hm." "Jangan jutek-jutek jadi cewek nanti ga laku loh." "Bodo amat. Emang gue pikirin." Bima nampak tersenyum di sana. Dengan jawaban Flo yang suka menandakan Flo masih tunggal. Dan akan terus tunggal sampai Bimalah yang akan melamarnya. Bima sudah menyetujui hati dengan Flo sejak lama. Namun sikap Flo yang keras dan jutek membuat Bima lebih memilih menjadi sahabatnya lebih dulu. Dengan senang diucapkan tanpa jarak saja sudah senang sekali. Walau setiap nanti mereka akan bertengkar dan kemudian kembali seperti semula. "Ah kelar juga. Tinggal kirim deh," ujar Flo dan langsung mengklik Kirim. Dan ia tersenyum lebar di sana. Bersandar pada kursi. Dan menatap Bima dari atas. "Bima." "Apa?" "Makasih ya." "Untuk?" "Hari ini. Udah nemenin gue. Gue tahu lagi, lo kesini mau nemenin gue kan. Bima terdiamentar. Tapi menit berikutnya ia menolak kepala Flo "Ge'er banget lo, najong. Udah ah gue mau balik ke kamar gue," ujar Bima dan langsung pergi ke Flo yang masih nyengir di sana. Bima menoleh dan melihat Flo yang melambaikan tangan. Buru-buru Bima melengos. "Dasar lo Bim. Masih aja jaim," gumam Flo. ********** Pekerjaan Flo sudah selesai, Flo sedang membereskan mejanya sebelum pulang. Dering telpon membuat Flo harus menghentikan aktifitasnya. Flo melirik ponselnya dan tertera nama mama di sana. Flo pun dihindari tombol pengeras suara di sana. "Ya ma," jawab Flo sembari bebenah, "Cepet pulang, Flo." "Tumben, ada apa nih?" "Udah kalau mama bilang pulang ya pulang." "Iya mama. Ini juga udah mau pulang kok." "Yaudah cepet ya." "Ya." Klik. Sambungan terputus. Dengan cepat Mengamankan pekerjaanya dan bersiap pulang. "Udah mau pulang Flo?" Tanya Bima "Iya nih, duluan ya." "Tumben buru-buru kenapa?" "Mama gue nelpon tadi. Kayanya ada sesuatu yang penting." "Oh yaudah. Mau gue anter," tawar Bima. "Makasih nggak perlu, gue bisa naik taksi." "Biar lebih cepet, Flo." Flo nampak berfikir sejenak. Lalu kemudian dia mengangguk cepat. "Yaudah ayo buruan. Soalnya gue buru-buru nih. Nyokap gue galak orangnya. Kalau gue sampai telat abis gue di rumah bisa di gorok." "Ah gila lo, Flo. Masa sampai segitunya," ujar Bima yang agak ngeri dengan ucapan Flo. "Nggakpercaya? Boleh kok kalau lo mau main ke rumah gue. Nggakmasalah." Bima merinding di sana. Membuat Flo memegang tawanya. "Nggak deh Flo, lain kali aja," jawab Bima yang mundur perlahan. "Tapi lo jadikan anterin gue pulang?" "Eum ... kayanya nggak deh Flo. Gue lupa kalau gue ada janji hehehe. Maaf ya Flo." "Ok, ga masalah kawan." Flo langsung ngacir pergi dari Bima. Dan Bima merasa lega. Sementara Flo tertawa terbahak-bahak di sepanjang jalan. Tak peduli orang menatapnya aneh dan menganggapnya gila. Flo memesan ojol dan menunggu di depan kantor. Tak lama sang ojol datang dan Flo langsung naik di sana. Singkatnya Flo sudah sampai di rumah. Flo nampak kaget dengan ruang tamu yang didekor cantik walau terkesan sederhana. Dan banyak sekali makanan. Seperti akan ada tamu penting. "Mama," panggil Flo kencang. "Berisik Flo," tegur mama yang keluar dari dapur dengan membawa cemilan tambahan. Flo pun nyengir dan langsung mencomot cemilan di tangan mamanya. "Mau ada acara ya ma?" Tanya Flo pada sang mama. Mama mengangguk "Iya." "Acara apa ma?" Tanya Flo lebih lanjut. "Nanti juga kamu tahu. Kamu mandi gih sana. Terus pakai pakaian yang udah mama siapin di kamar kamu ya." Flo mengerutkan keningnya. Seharusnya sesuai dengan aturan mama. Jangan-jangan ada apa-apa ini. Flo mulai curiga. "Jangan-jangan papa dan mama menang lotre ya?" Tebak Flo yang langsung mendapat jitakan mamanya. Flo nampak mengaduh pelan di sana. Sembari mengusap disetujui. "Kalau ngomong suka bener. Bukanlah." "Terus apa ma?" "Terus sekarang kamu ke kamar, mandi dan pakai pakaian yang udah mama siapin. Itu aja. Udah gih sana," perintah sang mama. Dengan malas Flo ke atas di mana kamarnya berada. Flo tercengang melihat kebaya indah di mata. Sangking bagusnya Flo sampai nggak tega buat nyentuhnya. Ini beneran Flo suruh pake kebaya ini. Mau ada apaan sih. Sunatan? Malam tiba. Mama memanggil Flo ke bawah. Dengan malas Flo ke bawah dengan pakai kebaya yang diberikan mama. Flo memang anak penurut. Papa dan mama tercengang melihat Flo di sana. Seperti bukan Flo saja. Padahal Flo tanpa make-up. Apa lagi kalau di make-up. "Sini sayang," panggil mama. Flo menghampiri mamanya dengan susah payah. "Bu, ini ada apaan sih. Kenapa aku harus pakai kebaya segala?" "Karena malam ini adalah malam khusus Flo." "Khusus apa maksudnya?" "Khusus lamaran sayang." Deg! Apa ! Lamaran mama bilang? Siapa yang mau dilamar? Mama? Atau bik Atun yang janda itu? "Siapa yang dilamar di rumah ini? Mama atau bik Atun?" "Hush ...!" Sentak papa. "masa mama yang dilamar. Papa emang sudah mati apa?" "Ih papa amit amit ah." Flo langsung memeluk papanya sayang. "Beras kali ah," jawab Flo. "Flo, hari ini papa meminta kamu untuk menerima lamaran dari teman papa." "Apa? Teman papa? Pa, papa yakin?" "Yakin." "Tapi pa, teman papa kan tua-tua semua. Kok papa jahat sih jodohin Flo dengan orang tua." Eh papa salah. Papa langsung meminta maaf di sana. "Maksud papa, anak temen papa." "Oh, siapa pah?" Tanya Flo penasaran. "Joshua." Uhuk uhuk uhuk Seketika Flo sekarat di tempat. Mama panik dan dibawa ke sofa Flo. Menepuk-nepuk pipi Flo di sana. Hingga Flo tersadar. "Mama, papa gila ya! Ya, aku kan dinikahin sama cowok manja kaya dia." "Emang kamu maunya seperti apa?" " "Ah Flo, papa mu dulu suka seperti ini." "Lalu seperti apa ma?" "Papa mu itu, dulu dingin dan manja sekali." "Hah masa ma?" "Serius deh." "Mama, berhenti membicarakan masa lalu." Ingat dari papa. Mama terdiam di sana dan minta maaf. Flo, menatap mama tak percaya. Mama bisa diam hanyak dengan teguran papa yang pendek itu. "Tapi pa, ma, aku mau nggak mau nikah sama dia ah." "Terus maunya sama siapa?" "Ya nggak tahu juga. Aku cari dulu lah." "Kelamaan, mama dan papa maunya diaktifkannya dan ga ada penolakkan. Kamu tahu kan kalau kamu sampai menolak permintaan mama." "Aku akan menjadi dendeng sapi." "Pinter. Hufh ... baiklah Flo sanggupi sekarang tapi jangan harap Flo benar-benar menerimanya. "Cowok MANJA kaya Lo nikah sama gue, NGAYAL AJA LO SANA," gumam Flo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD