Ruang interogasi yang didominasi warna abu-abu besi itu terasa sangat dingin. Entah karena suhu dari pendingin ruangan yang disetel rendah, atau karena atmosfernya yang begitu mengancam dan mengintimidasi. Di dalam ruang interogasi itu, Renaldi duduk bersandar ke kursi. Berkali-kali terlihat menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Kedua tangannya terborgol. Ia tak bisa banyak bergerak. Ia sudah berada di ruangan itu sejak sepuluh menit lalu. Belum ada satu orang pun yang masuk selain dirinya. Maka, ia gunakan kesempatan itu untuk mengatur emosinya. Di saat seperti ini, tak ada gunanya mengedepankan emosi dan bersikap panik. Krieeek… Pintu ruang interogasi terbuka. Hans masuk membawa dokumen kasus yang sedang ia tangani. Hans berjalan melewati Renaldi dalam diam. Duduk di kurs